Rintangan-rintangan Perencanaan
Walaupun telah dibuat rencana, akan tetapi belum tentu suatu
rencana itu dapat dilaksanakan sesuai dengan isi dan tujuan rencana.
The Liang Gie (opcit) mengemukakan bahwa rintangan-rintangan
yang menggagalkan rencana umumnya adalah:
a. Rencana itu tidak
memenuhi ciri-ciri yang diisyaratkan bagi suatu rencqna yang baik,
(perencananya tidak cakap).
b.
Ketidaktentuan masa depan (terjadinya perubahan besar
dalam situa{i), dengan tanpa kemungkinan0untuk mengatasinya.
c.
Pelaksena rencana itu tidak cakap, ourang wewenang atau
merosot semangatnya.
d.
Kurang bimbingan dan control dalam pelaksanaannya,
suhingga penyim-pangan-penyimpangan yang kecil tidak segera diperbaiki.
Ranupandoko(1990)
mengemukakan kendala yang sering dijumpai dalam menyusun rencana, yaitu:
a.
Sulit"menentukan asumsi yang akurat
b.
Masalah yang dihadapm berubah terusMPengaruh psikologis
pada perencana
d.
Kurang luwes dalam menghadapi perubahan
e.
Tidak terkuasainya faktor lingkungan
Handayaningrat (1985)!mengemukakan rantangan-rmntangan dari
perencanaan yang efektif, yaitu:
a.
Jangka waktu yang dipergunakan
b.
Kejadian/kejadian yang tidak dapat diramalkan
sebelumnya
c.
Kemampuan mental
d.
Kekurangan informasi
e.
Kesukaran-kesukaran/rintangan-rintangan ad}inistrasi
f.
Halangan kejiwaan
g.
Pertimbangan unsur kemanusiaan.
Jangka waktu yang
digunakan. Waktu yang dipergunakan untuk perencanaan oleh manajer akan
menentukan besarnya ketelitian dari perencanaan itu sendiri. Banyak waktu yang disediakan dalam
perencanaan, menentukan banyaknya hal-hal yang akan diketahui di luar
kemampuannya, atau dengan kata lain banyaknya waktu yang disediakan berarti
akan diketahui banyaknya keadaan/situasi yang akan datang (forecasting), yang berarti pula akan lebih mampu melihat
kejadian-kejadian yang akan datang. Keadaan sekarang merupakan bagian yang menentukan
untuk perencanaan waktu yang akan datang, karena kondisi sekarang ini dapat memberikan
suatu gambaran untuk keperluan yang akan datang, sekalipun tidak selalu tepat.
Kejadian-kejadian yang tidak dapat diramalkan
sebelumnya. Adalah tidak
mungkin untuk mengetahui terlebih dahulu dengan pasti terhadap hal-hal yang
akan datang untuk menyusun suatu rencana yang tepat yang dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, maka perencanaan didasarkan atas
kemampuan dalam keadaan sekarang ini dengan mengusa-hakan atau dengan
memperhitungkan apa yang dapat tercapai dalam waktu yang akan datang. Sebab
manajer/perencana dalam kemampuannya untuk melihat ke depan berdasarkan atas
perhitungan yang bersifat kualitatif bagi suksesnya suatu perencanaan.
Kemampuan mental. Perencanaan
mendasarkan diri atas kegiatan intelektual (proses pemikiran), yaitu suatu
proses kemampuan mengerjakan deretan ide-ide yang abstrak (angan-angan) untuk
melihat perubahan-perubahan dari beberapa kemungkinan pengaruh yang dihadapi
dalam waktu yang akan datang. Salah satu bentuk dari kemampuan mental yang
utama dalam perencanaan ialah kemampuan dalam membuat konsep yang merupakan
gambaran dari kemampuan dan kecakapannya, tanpa melihat kepada efek yang
mungkin terjadi. Demikian pula kemampuan daya ciptanya juga terbatas karena
mungkin dipengaruhi oleh keadaan dirinya sendiri (emosi, egoistis,
tekanan-tekanan, keterangan-keterangan, kesulitan-kesulitan, dan sebagainya).
Kekurangan informasi. Perencanaan
memerlukan informasi yang cukup. Kalau perencanaan tidak cukup informasi,
perencanaan itu sukar untuk dapat dipertanggungjawabkan. Informasi yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif merupakan bagian dari priode waktu dalam
perencanaan. Priode waktu yang tersedia untuk memperoleh informasi yang cukup sangat
terbatas. Pengalaman menunjukkan tentang bagaimana sukarnya memper-oleh
informasi yang cukup untuk suatu perencanaan yang baik dan masuk akal
(rasional). Perencanaan akan kurang baik, bilamana perencanaan itu disusun
dengan suatu informasi yang salah. Oleh karena itu perlu diadakan studi dan
penelitian (investigation), baik data
yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang berguna bagi perencanaan yang
baik.
Berbagai
kesukaran/rintangan administrasi. Perencanaan biasa-nya dilakukan oleh staf
perencana. Belum tentu sesuatu hasil perencanaan disetujui oleh pemimpin.
Mungkin secara prinsipil dapat disetujui, tetapi tidak mau melaksanakannya,
karena beberapa pemimpin berpendapat bahwa perencanaan itu tidak bermanfaat.
Sebab perencanaan itu, hanya suatu gambaran yang tampaknya tidak menghasilkan
apa-apa. Kecuali itu, waktunya dianggap tidak efisien, karena hanya membuat
seolah-olah para pegawainya itu sibuk, pada hal tidak menghasilkan apa-apa yang
nyata. Oleh karena itu, lebih baik melihat kepada hal-hal yang telah ada dengan
mempertinggi pengetahuan/kecakapannya. Dengan demikian dapat lebih banyak
mengusahakan perbaikan-perbaikan. Di samping itu bahwa perenca-naan memerlukan
uang dan waktu, karena biaya perencanaan itu tidak hanya diperuntukkan bagi
orang yang melaksanakan, tetapi juga biaya untuk mengumpulkan dan menganalisis
data. Jelasnya bahwa perencanaan itu memerlukan pembiayaan, tanpa pembiayaan
perencanaan itu tidak mungkin sempurna.
Halangan kejiwaan. Halangan
psikologi yang utama, ialah bila manajer (seperti orang pada umumnya) hanya
melihat terhadap keadaan yang sekarang dan tidak melihat keadaan yang akan datang.
Biasanya manajer itu sangat menentang terhadap usaha perubahan, seperti
pengalaman yang lampau, yaitu mempertahankan tradisi yang lama. Pada hal
perencanaan adalah suatu usaha perubahan di mana manajer harus memutuskan.
Dalam bidang niaga, perencanaan dengan anggaran yang cukup besar untuk pembelian
barang-barang/peralatan biasanya ditentang oleh manajer karena dianggap suatu
pemborosan. Demikian pula pengu-rusan dan pengawasan anggaran dengan suatu
prosedur yang telah ditentukan, dianggap suatu pemborosan waktu. Adapun
mengenai usaha untuk menghindarkan berbagai rintangan, ialah menjadi kewajiban
bagi para perencana untuk berusaha meyakinkan manajer dan juga pendidikan dari
manajer itu sendiri, agar tidak adanya tekanan terhadap rencana yang diajukan,
di samping itu rencana harus supel (fleksibel)
Pertimbangan-pertimbangan
unsur kemanusiaan. Suatu bahaya dari kegiatan perencanaan adalah
kemungkinan kurangnya pertimbangan atas unsur kemanusiaan di dalam organisasi.
Sebab karena itu tidak hanya menyangkut sesuatu yang bersifat fisik atau
material saja, tetapi juga menyangkut segi kemanusiaan. Kadang-kadang rencana
itu mempunyai sesuatu efek (akibat) adanya hubungan pegawai dan manajer itu
sendiri, misalnya: pengurangan pegawai karena bertujuan memperoleh efisiensi
kerja. Bahaya ini dapat dikurangi dengan cara mengatakan suatu koreksi dan
komunikasi bila perencanaan itu diterapkan, agar dapat dicarikan pemecahannya
terlebih dahulu. Dengan mengadakan suatu komunikasi dan koreksi, akan membantu
kepada siapa akan terkena, yang kemudian akan saling menyadari atas usaha-usaha
perubahan itu, Mereka akan menyadari pula bahwa tujuan untuk mengembangkan
rencana itu adalah demi kemajuan organisasinya.
2.
Berbagai Petunjuk dalam Perencanaan
Seorang manajer tidak cukup kalau hanya bisa membuat rencana
yang baik untuk dilaksanakan oleh orang lain. Manajer harus dapat pula menyusun
rencana pekerjaannya sendiri dengan sebaik-baiknya tanpa menghamburkan waktu.
The Liang Gie (opcit) mengemukakan beberapa petunjuk dalam
membuat perencanaan adalah sebagai berikut:
Berilah jatah waktu untuk setiap
pekerjaan sehingga tiada tugas yang terbengkalai atau dilalaikan
Bedakanlah pekerjaan menurut:
a.
penting atau urgensinya
(segera harus diselesaikan karena
sangat penting, dapat ditangguhkan beberapa waktu atau pekerjaan jangka
panjang)
b.
Sukar dan banyaknya waktu yang dibutuhkan (mudah, agak
sukar dan sulit dikerjakan)
c.
Siapa yang lebih tepat mengerjakannya (diri sendiri,
dengan bantuan orang lain atau diserahkan seluruhnya kepada bawahan).
d.
Lakukanlah pekerjaan yang tersulit pada waktu
jasmani dan rohani sedang segar-segarnya
e.
Sisihkan sedikit waktu menjelang tutup
kantor untuk merencanakan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan keesokan
harinya. Susunlah pekerjaan-pekerjaan itu menurut urut-urutan pentingnya dengan
mem-perhatikan pula sifat sukar/mudahnya. Setelah tiba di kantor mulailah
seketika bekerja menurut rencana yang telah tersusun sejak kemarin
f.
Bicaralah seperlunya saja dalam wawancara,
perundingan atau telpon
g.
Mulailah sesuatu acara tepat pada waktunya
(rapat, perkunjungan atau pertemuan lainnya).
h.
Catatlah segala sesuatu yang harus
diselesaikan.
i.
Tetapkanlah jam bicara tertentu untuk para
tamu
j.
Kumpulkan
tugas ke luar kantor untuk diselesaikan sekali jalan.
k.
Pergunakanlah pelbagai taktik penghematan waktu
seperti investasi, pencicilan, peminjaman dan pengurangan
l.
Lakukan pembicaraan-pembicaraan dengan
berdiri untuk mencegah penghamburan waktu
m.
Hargailah waktu karena ini dapat
dipergunakan untuk menambah pengetahuan, mencari penghasilan lain, berpikir
kreatif atau memba-hagiakan keluarga.
3.
Perencanaan yang efektif
Perencanaan yang efektif adalah perencanaan yang dapat menghasilkan
seperangkat rencana yang dapat dipraktekkan atau dilaksanakan sehingga tujuan
yang diinginkan akan tercapai (rencana efektif).
Rencana yang efektif dapat dinilai dari segi:
a.
Kegunaannya, rencana akan efektif apabila rencana itu
berguna untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
b.
Ketepatan waktu, rencana akan efektif kalau rencana
tersebut mampu menjamin ketepatan waktu pelaksanaannya
c.
Biaya, rencana efektif adalah rencana yang disusun dan
pelaksanaannya tidak memerlukan biaya yang tingi yang melebihi hasil yang akan
dicapai dengan rencana tersebut.
d.
Stabilitas, rencana yang mengandung tingkat stabilitas
yang tinggi. Artinya rencana tersebut tidak dirubah-rubah sampai jangka waktu
tertentu
e.
Obyektif, rencana yang efektif adalah rencana yang
obyektif, artinya rencana tersebut mengandung unsur-unsur obyektivitas yang
tinggi dan tidak didasari oleh unsur subyektivitas yang tinggi
f.
Lengkap, terpadu dan konsisten. Rencana yang efektif
adalah rencana yang lengkap dalam hal isi, terpadu dalam koordinasi dan konsisten
dalam penerapannya
Tanggung jawab pelaksanaan dan implementasinya..
Rencana yang efektif adalah rencana yang
pelaksanaan dan implementasinya dapat dipertanggungjawabkan.