Powered By Blogger

October 2, 2013

KONSEPSI DASAR MANAJER


1.      Pengertian Manajer
Kata manajer dan manajemen kadang-kadang dipergunakan silih berganti sehingga sulit dibedakan. Dalam bahasa Indonesia walaupun sudah dibakukan dengan dimuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tetapi aplikasinya masih saja diterjemahkan dalam berbagai istilah. Seperti kebanyakan siswa/mahasiswa apabila ditanya apa itu manajer? Jawabnya berbagai istilah, antara lain:

-          manajer adalah seorang pemimpin/kepala
-          manajer adalah seorang bos
-          manajer adalah orang yang menjalankan manajemen
-          manajer adalah setiap orang yang mempunyai bawahan/anak buah
-          manajer adalah setiap orang yang menjalankan perencanaan, pengor-ganisasian, penggerakan, dan pengawasan (orang yang melaksanakan fungsi POAC)
-          manajer adalah orang yang bertanggung jawab menjalankan manajemen
-          manajer adalah orang mengkoordinir semua sarana manajemen, (man, money, materials, machines, methode, market, dan information)
Allen (1961) memberi batasan bahwa manajer adalah “orang yang mencapai hasil-hasil melalui orang-orang lain dengan jalan spesialisasi dalam pekerjaan memimpin, merencanakan, menyusun dan mengawasi serta meneliti”.
Dalam buku Dasar-dasar Manager Profesionil terjemahan dari buku The Profession of Management karangan Chan Mu, dkk. (Seri Management no. 9  (1973) terdapat pengertian manajer yaitu: “orang yang mendapatkan hasil semata-mata melalui orang lain, mulai dari para pengawas di lapisan paling bawah, terus naik sampai ke direktur utama perusahaan paling atas, lewat semua tenaga yang berada di antara mereka”.
Dalam Kamus Administrasi The Liang Gie (1972) manager (manajer) adalah seorang pejabat/petugas yang memimpin dan bertanggung jawab atas segenap proses penyelenggaraan dalam usaha kerja sama manusia.
Apabila diperhatikan uraian pengertian manajer di atas dapat disim-pulkan bahwa manajer berhubungan dengan masalah “personifikasinya” atau orangnya yaitu orang yang menjalankan kegiatan manajemen. Secara singkat dapat dirumuskan bahwa manajer ialah “orang yang mengkoor-dinasikan kegiatan orang-orang dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan”
Istilah manajer yang sering diterjemahkan ke dalam kata pimpinan dalam percakapan sehari-hari adalah tidak tepat lagi, karena kata “pim-pinan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai hasil memimpin, dengan demikian apabila yang dimaksud adalah orang yang memimpin maka sebaiknya disebut saja manajer tidak lagi dikatakan pimpinan apalagi kata manajer sudah dibakukan dalam bahasa Indonesia sebagaimana halnya dengan manajemen.

2. Manajer, Pemimpin, dan Koordinator

a.        Manajer dan Pemimpin.
Setelah mengetahui pengertian tentang manajer, sekarang sebagai kajian ilmu dibedakan antara manajer dan pemimpin – leader.
Istilah manajer (pengelola, pemimpin formal) dan pemimpin - leader (tokoh, pemimpin informal) sebenarnya tidak sinonim. Simon (1961) merumuskan “leader is a person who is able to white people in pursuit of a goal” (leader – pemimpin adalah  seseorang yang dapat mempersatukan orang-orang dalam mengejar suatu tujuan)
Kamus Administrasi The Liang Gie (opcit) mengemukakan “leader – pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan/tujuan-tujuan tertentu”.
Abdulrachman (1971) merumuskan “pemimpin sebagai seorang yang dapat menggerakkan orang-orang lain di sekitarnya (disekelilingnya, bawahannya, di dalam pengaruhnya) untuk mengikuti pemimpin itu”.
Masya, dkk. (1978) menarik suatu simpulan bahwa seseorang itu dapat dikatakan pemimpin (leader) meskipun tidak ada ikatan-ikatan yang kokoh di dalam suatu organisasi tetapi yang paling penting adalah orang tersebut harus dapat mempengaruhi tingkah laku perbuatan orang lain, agar dapat menuruti kehendaknya. Jadi pemimpin itu dapat timbul kapan saja dan di mana saja, asalkan seseorang itu sanggup dan dapat mempengaruhi orang-orang lain yang ada di sekelilingnya
Penjelasan terdahulu sudah jelas bahwa manajer adalah orang yang mengkoordinasikan kegiatan orang-orang dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
Dalam menjalankan kegiatannya atau tugasnya itu manajer memerlukan bantuan atau kerja sama orang lain. Tanpa bantuan dan kerja sama dari orang lain, tugasnya tidak akan terlaksana dengan baik. Dengan demikian, untuk adanya bantuan dan kerja sama dari orang lain diperlukan kemampuan untuk mempengaruhinya serta membangkitkan kehendak dan semangat mereka. Tanpa memiliki kemahiran atau kecakapan untuk mempengaruhi orang lain, tidak akan timbul kerja sama.
Orang yang pandai mempengaruhi orang lain adalah pemimpin atau leader. Oleh karena itu seorang manajer yang mau berhasil dalam usahanya atau melaksanakan tugas-tugasnya harus memiliki kepemimpinan (leadership). Manajer yang tidak memiliki kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer yang demikian akan gagal dalam usahanya. Dengan demikian antara manajer dan pemimpin adalah berbeda. Demikian pula antara manajemen dan kepemimpinan. Manajer atau manajemen orientasi jabatan formal karena pengangkatan dengan surat keputusan, sedangkan pemimpin dan kepemimpinan orientasi kemampuan mempengaruhi tidak melekat pada jabatan formal, melainkan dengan pengakuan karena adanya faktor kualitas yang dimilikinya mampu mempengaruhi orang lain untuk bertindak. Sebagai suatu contoh: Gubernur, Direktur, Kepala Sekolah, Rektor, Dekan manakalah mereka-mereka itu tidak disuka oleh para bawahannya sehingga terjadi pemogokan, protes supaya mundur berarti ia manajer bukan pemimpin. Tetapi jika mereka diikuti, dipatuhi maka ia manajer juga pemimpin. Idealnya semua manajer itu seharusnya adalah pemimpin, tetapi tidak semua pemimpin  itu memiliki kapabilitas fungsi manajerial
Perbedaan manajer dengan pemimpin, apabila divisualisasikan seperti gambar 4.1. Dan secara kompetensi yang bersifat umum dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.1

b.        Manajer dan Koordinator.

Manajer dan koordinator adalah dua istilah yang cukup dikenal dalam bahasa Indonesia yang kadang-kadang merujuk pada objek yang sama yaitu  orang yang menduduki suatu jabatan mengkoordinir usaha kerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu, tetapi dalam pemakaiannya sebenarnya tidak sama atau terdapat perbedaan.

          MANAJER                                          PEMIMPIN
 

-     Mengelola                                                         -  Menemukan (inovasi)
-     Copy/tiruan                                                      -  Orisinal
-     Mempertahankan                                           -  Mengembankan
-     Berfokus pada sistem dan struktur              -  Berfokus pada orang
-     Bergantung pada pengendalian                   -  Membangkitkan kepercayaan
-     Pandangan jangka pendek                           -  Perspektif jangka panjang
-     Bertanya “bagaimana dan kapan”             -  Bertanya “apa dan bagaimana”
-     Orientasi pada hasil akhir                              -  Memeberi perhatian pada masa depan
-     Meniru                                                               -  Memulai
-     Menerima status quo                                      -  Menantangnya
-     Melakukan hal-hal dengan benar                -  Melakukan hal-hal yang benar

Ada pendapat bahwa manajer lebih tinggi daripada koordinator dengan alasan bahwa koordinator hanya sebagai fungsi dari manajer, yang sama dengan fungsi-fungsi lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan sebagainya.
Tapi ada juga pendapat yang menyatakan bahwa manajer sama dengan koordinator. Pendapat ini bertitik tolak dari buah pikiran Terry yang menyatakan bahwa Coordination, meliputi fungsi planning organizing, actuating, dan controlling.

Selanjutnya Terry mengemukakan secara definisi tentang koordinasi sebagai berikut: “coordination is the orderly synchronization of efforts to previde the proper ammount, timing, and directing or execution resulting in harmonious and unified actions to a stated objective”. (koordinasi ialah penyerempakan sebaik-baiknya untuk mengatur keseluruhan secara tepat dalam waktu yang telah ditentukan dengan bimbingan pelaksanaan yang terarah, sehingga terdapat tindakan yang serasi dan seragam untuk mencapai suatu tujuan tertentu).
Untuk terwujudnya keserampakan kerja: sudah barang tentu harus dimulai dalam proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan; mengingat suatu perencanaan yang acak-acakan, pengorga-nisasian yang tidak teratur, penggerakan yang tidak terarah dan pengawasan yang tidak efektif tidak akan terwujud adanya suatu kerja sama yang serampak. Oleh karena itu seorang koordinator, mempunyai kedudukan sebagai  seorang  perencana, organisator,  penggerak, dan  pengawas.
Dari uraian di atas, jelas bahwa kedudukan seorang koordinator sama dengan manajer. Mungkin saja manajer dan koordinator merujuk pada subjek orang yang sama. Artinya si A sebagai manajer, dalam melaksanakan fungsinya juga sebagai koordinator.
Timbul pertanyaan mana yang betul diantara kedua pendapat di atas. Jawabannya keduanya juga benar. Mengingat untuk pendapat yang pertama, dimana koordinasi merupakan suatu fungsi dari manajer, maka manajer di samping sebagai seorang perencana, organisator, juga berfungsi sebagai seorang koordinator dan pengawas. Pendapat yang kedua bahwa fungsi manajer sekaligus juga adalah fungsi koordinator. Jadi perbedaan manajer dan koordinator sebenarnya tergantung dari sudut mana melihatnya. Disinilah letaknya bahwa kebenaran manusia adalah relatif
.
3.        Jenis-jenis manajer 
Pada uraian terdahulu sudah diberi pengertian manajer yang merujuk pada setiap orang yang bertanggungjawab atas sejumlah bawahan dan sumber-sumber lain yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi. Terdapat berbagai jenis manajer, dengan tugas dan tnggungjawab yang serba ragam. Manajer dapat diklasifikasikan melalui dua cara: berdasarkan penjenjangan mereka didalam organisasinya yakni manajer lini pertama (tingkat bawah), menengah dan manajer tingkat atas (manajer atas – top manajer). Dan berdasarkan ruang lingkup aktivitas organisasi yang menjadi tanggung jawab mereka, yakni manajer fungsional dan manajer umum.
Manajer lini pertama. Jenjang atau tingkat terendah di dalam organisasi, bertugas hanya mengarahkan pekerjaan para tenaga operasional dan mereka tidak menyelia atau memberi supervisi kepada manajer-manajer lainnya.. Sebutan umum bagi manajer seperti ini adalah penyelia, supervisor, dan mandor.
Manajer menengah. Setingkat lebih tinggi dari manajer lini pertama, tanggung jawabnya yang utama mengarahkan kegiatan dan pekerjaan manajer lainnya dalam rangka penerapan kebijaksanaan serta menyeim-bangkan tuntutan pihak atasan dengan kemampuan para bawahannya.
Manajer atas. Terdiri dari satu kelompok kecil eksekutif perusahaan, dan bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen dari organisasi yang bersangkutan. Mereka menetapkan kebijaksanaan opersional dan membimbing interaksi organisasi dengan lingkungannya. Sebutan umum bagi jabatan manajer atas adalah kepala eksekutif (Chief Executive officer – CEO), Presiden Direktur, Dekan pada tingkat Fakultas, Rektor pada tingkat Universitas.
Manajer Fungsional. Manajer yang hanya mempunyai tanggung jawab kekhususan satu kegiatan organisasi, seperti: produksi, pemasaran, pen-jualan, keuangan. Pembantu Dekan I bidang akademik, Pembantu Dekan II bidang keuangan, Pembantu Dekan III bidang kemahasiswaan
Manajer umum. Sebaliknya dari manajer fungsisonal yang diberi tanggung jawab atas semua kegitan yng beraneka ragam dalam unit organisasi yang kompleks, seperti: perusahaan, anak perusahaan, atau sebuah devisi yang beroperasi secara mandiri, dan Dekan.


4.        beberapa masalah yang dihadapi oleh manajer 
Telah dikatakan bahwa manajer adalah orang yang menggerakkan organisasi kearah tercapainya tujuan organisasi tertentu.
Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, Terry mengemukakan beberapa masalah yang dihadapi oleh manajer yaitu:
a.       Accounting data (pembukuan)
b.      Costs (biaya)
c.       Dicision making (pengambilan putusan)
d.      Employee training (latihan pekerjaan)
e.       Financing (pembiayaan/permodalan)
f.       Inventory recorts (catatan-catatan inventaris)
g.      Market (pasar)
h.      Pertambahan jumlah anggota
i.        Morale (semangat kerja)
j.        Payroll processing (cara membuat daftar pembayaran)
k.      Plant areation (tempat/letak pabrik)
l.        Pricing (penentuan harga)
m.    Production planning (perencanaan produksi)
n.      Quality control (pengawasan kualitas)
o.      Recruitment and selection (pencarian calon pegawai dan seleksi)
p.      Report (laporan-laporan)
q.      Sales and effectivitiet (penjualan yang efektif)
r.        Statistic operation (statistik tentang pelaksanaan)
s.       Wage and salary (administrasi upah dan gaji)
t.        Waste climination (menghilangkan pemborosan)
Daftar masalah yang diutarakan di atas bukanlah suatu pedoman mutlak. Masalah yang dihadapi oleh manajer kadang tidak sama kerena tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi itu berbeda. Masalah yang dihadapi oleh manajer perusahaan berbeda dengan manajer pemerintahan. Begitupun manajer bidang keuangan berbeda dengan manajer bidang personalia, research, reklame, iklan, gudang dan sebagainya.
Wursanto (1983) berpendapat bahwa pada prinsipnya setiap manajer akan selalu berhadapan dengan masalah yang ditimbulkan oleh sarana manajemen yang terdiri dari 5 M.(man, money, materials, market dan methods).

Berbagai macam persoalan yang timbul dari setiap sarana itulah yang pada hakikatnya dihadapi oleh setiap manajer apa pun dan dalam tingkat mana pun.


5.    Sebab-sebab Kegagalan manajer

Sudah disebutkan pada bab terdahulu bahwa tujuan manajemen adalah efisiensi. Manajer adalah orang yang menjalankan manajemen dalam organisasi atau perusahaan. Banyak organisasi yang tidak berhasil men-capai tujuannya atau paling sedikit organisasi itu tidak mengembangkan diri, disebabkan karena kegagalan manajer dalam  mengelola  organisasi.
Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan seorang manajer dalam mengelola organisasi  yang  menjadi  tanggung  jawabnya.  Secara  umum   kegagalan seorang manajer disebabkan karena tidak mempunyai gambaran yang terang tentang kedudukannya sebagai manajer dan ketidakmampuan dalam menjalankan fungsi manajerialnya serta kurang terampilnya mengkoordinasikan semua sarana manajemen yang tersedia untuk itu.
Wursanto (ibid) mengemukakan sebab kegagalan manajer dalam mengelola organisasi, yaitu:
a.       Ketidakmampuan manajer dalam membuat perencanaan yang baik
b.      Ketidakmampuan manajer dalam mengadakan pengorganisasian
c.       Ketidakmampuan manajer dalam melakukan  penggerakan
d.      Ketidakmampuan manajer dalam memberikan motivasi kepada para karyawan
e.       Ketidakmampuan manajer dalam mengadakan pengawasan
f.       Ketidakmampuan manajer dalam pengambilan putusan yang tepat dan
g.      Ketidakmampuan manajer mengkoordinir 5 M (lima M), yaitu man, money, materials, methods, dan market
Sebagai alat perbandingan, berikut dikutip pendapat Terry dengan perincian, yaitu:
a.       Menerjunkan diri tanpa terlebih dahulu mengadakan perubahan dalam ukuran yang lebih kecil
b.      Menetapkan harga terlalu rendah untuk barang atau jasa
c.       Perhitungan yang terlalu rendah atas waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasaran
d.      Meremehkan saingan
e.       Memulai dengan kapital yang terlalu kecil
f.       Memulai dengan kapital yang terlalu besar dan kurang hati-hati dalam menggunakannya.
g.      Menjalankan suatu perusahaan dengan sedikit atau tanpa pengalaman dan tidak mempelajari lebih dahulu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan tersebut.
h.      Meminjam uang tanpa rencana bagaimana dan bilamana akan memba-yarnya kembali, dan anggaran keuangan dibuat hanya sekedarnya saja
i.        Mencoba mengerjakan usaha yang terlalu banyak dengan kapital yang terlalu kecil
j.        Tidak menyediakan untuk pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga dalam perusahaan
k.      Membeli terlalu banyak dengan kredit
l.        Memberikan kredit terlalu besar kepada para langganan
m.    Mengadakan expansi terlalu cepat atau tergesa-gesa
n.      Gagal membuat catatan-catatan yang lengkap dan tepat sehingga terje-rumus kedalam kesulitan tanpa menyadarinya
o.      Mengikut sertakan famili yang terlalu banyak kedalam kepegawaian
p.      Menyalahgunakan kebebasan bekerja dalam perusahaan

No comments:

Post a Comment