1.
Pengertian Manajer
Kata manajer dan manajemen
kadang-kadang dipergunakan silih berganti sehingga sulit dibedakan. Dalam
bahasa Indonesia
walaupun sudah dibakukan dengan dimuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
tetapi aplikasinya masih saja diterjemahkan dalam berbagai istilah. Seperti
kebanyakan siswa/mahasiswa apabila ditanya apa itu manajer? Jawabnya berbagai
istilah, antara lain:
-
manajer adalah seorang pemimpin/kepala
-
manajer adalah seorang bos
-
manajer adalah orang yang menjalankan manajemen
-
manajer adalah setiap orang yang mempunyai
bawahan/anak buah
-
manajer adalah setiap orang yang menjalankan
perencanaan, pengor-ganisasian, penggerakan, dan pengawasan (orang yang
melaksanakan fungsi POAC)
-
manajer adalah orang yang bertanggung jawab
menjalankan manajemen
-
manajer adalah orang mengkoordinir semua sarana
manajemen, (man, money, materials, machines, methode, market, dan information)
Allen
(1961) memberi batasan bahwa manajer adalah “orang yang mencapai hasil-hasil
melalui orang-orang lain dengan jalan spesialisasi dalam pekerjaan memimpin,
merencanakan, menyusun dan mengawasi serta meneliti”.
Dalam
buku Dasar-dasar Manager Profesionil
terjemahan dari buku The Profession of
Management karangan Chan Mu, dkk. (Seri Management
no. 9 (1973) terdapat pengertian manajer
yaitu: “orang yang mendapatkan hasil semata-mata melalui orang lain, mulai dari
para pengawas di lapisan paling bawah, terus naik sampai ke direktur utama
perusahaan paling atas, lewat semua tenaga yang berada di antara mereka”.
Dalam
Kamus Administrasi The Liang Gie (1972) manager (manajer) adalah seorang
pejabat/petugas yang memimpin dan bertanggung jawab atas segenap proses
penyelenggaraan dalam usaha kerja sama manusia.
Apabila diperhatikan
uraian pengertian manajer di atas dapat disim-pulkan bahwa manajer berhubungan
dengan masalah “personifikasinya” atau orangnya yaitu orang yang menjalankan
kegiatan manajemen. Secara singkat dapat dirumuskan bahwa manajer ialah “orang yang mengkoor-dinasikan kegiatan
orang-orang dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan menjalankan fungsi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan”
Istilah manajer yang
sering diterjemahkan ke dalam kata pimpinan dalam percakapan sehari-hari adalah
tidak tepat lagi, karena kata “pim-pinan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai hasil memimpin, dengan demikian apabila yang dimaksud adalah
orang yang memimpin maka sebaiknya disebut saja manajer tidak lagi dikatakan
pimpinan apalagi kata manajer sudah dibakukan dalam bahasa Indonesia
sebagaimana halnya dengan manajemen.
2. Manajer,
Pemimpin, dan Koordinator
a.
Manajer dan
Pemimpin.
Setelah mengetahui pengertian tentang manajer,
sekarang sebagai kajian ilmu dibedakan antara manajer dan pemimpin – leader.
Istilah manajer (pengelola, pemimpin formal) dan
pemimpin - leader (tokoh, pemimpin
informal) sebenarnya tidak sinonim. Simon (1961) merumuskan “leader is a person who is able to white
people in pursuit of a goal” (leader
– pemimpin adalah seseorang yang dapat
mempersatukan orang-orang dalam mengejar suatu tujuan)
Kamus Administrasi The Liang Gie (opcit) mengemukakan
“leader – pemimpin adalah orang yang
melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi
tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai
tujuan/tujuan-tujuan tertentu”.
Abdulrachman (1971) merumuskan “pemimpin sebagai
seorang yang dapat menggerakkan orang-orang lain di sekitarnya
(disekelilingnya, bawahannya, di dalam pengaruhnya) untuk mengikuti pemimpin
itu”.
Masya, dkk. (1978) menarik suatu simpulan bahwa
seseorang itu dapat dikatakan pemimpin (leader) meskipun tidak ada
ikatan-ikatan yang kokoh di dalam suatu organisasi tetapi yang paling penting
adalah orang tersebut harus dapat mempengaruhi tingkah laku perbuatan orang
lain, agar dapat menuruti kehendaknya. Jadi pemimpin itu dapat timbul kapan
saja dan di mana saja, asalkan seseorang itu sanggup dan dapat mempengaruhi
orang-orang lain yang ada di sekelilingnya
Penjelasan terdahulu sudah jelas bahwa manajer adalah
orang yang mengkoordinasikan kegiatan orang-orang dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan dengan menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasan.
Dalam menjalankan kegiatannya atau tugasnya itu
manajer memerlukan bantuan atau kerja sama orang lain. Tanpa bantuan dan kerja
sama dari orang lain, tugasnya tidak akan terlaksana dengan baik. Dengan
demikian, untuk adanya bantuan dan kerja sama dari orang lain diperlukan
kemampuan untuk mempengaruhinya serta membangkitkan kehendak dan semangat
mereka. Tanpa memiliki kemahiran atau kecakapan untuk mempengaruhi orang lain,
tidak akan timbul kerja sama.
Orang yang pandai mempengaruhi orang lain adalah
pemimpin atau leader. Oleh karena itu
seorang manajer yang mau berhasil dalam usahanya atau melaksanakan
tugas-tugasnya harus memiliki kepemimpinan (leadership).
Manajer yang tidak memiliki kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi
bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer yang demikian akan gagal dalam
usahanya. Dengan demikian antara
manajer dan pemimpin adalah berbeda. Demikian pula antara manajemen dan
kepemimpinan. Manajer atau manajemen orientasi jabatan formal karena
pengangkatan dengan surat keputusan, sedangkan pemimpin dan kepemimpinan
orientasi kemampuan mempengaruhi tidak melekat pada jabatan formal, melainkan
dengan pengakuan karena adanya faktor kualitas yang dimilikinya mampu
mempengaruhi orang lain untuk bertindak. Sebagai suatu contoh: Gubernur,
Direktur, Kepala Sekolah, Rektor, Dekan manakalah mereka-mereka itu tidak
disuka oleh para bawahannya sehingga terjadi pemogokan, protes supaya mundur
berarti ia manajer bukan pemimpin. Tetapi jika mereka diikuti, dipatuhi maka ia
manajer juga pemimpin. Idealnya semua manajer itu seharusnya adalah pemimpin,
tetapi tidak semua pemimpin itu memiliki
kapabilitas fungsi manajerial
Perbedaan manajer dengan pemimpin, apabila divisualisasikan
seperti gambar 4.1. Dan secara kompetensi yang bersifat umum dapat disajikan
dalam bentuk tabel 4.1
b.
Manajer dan
Koordinator.
Manajer dan koordinator adalah dua istilah yang cukup
dikenal dalam bahasa Indonesia yang kadang-kadang merujuk pada objek yang sama
yaitu orang yang menduduki suatu jabatan
mengkoordinir usaha kerja sama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu, tetapi dalam pemakaiannya sebenarnya
tidak sama atau terdapat perbedaan.
MANAJER PEMIMPIN
![](file:///C:/Users/FIRMAN/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image016.gif)
- Mengelola - Menemukan (inovasi)
- Copy/tiruan -
Orisinal
- Mempertahankan - Mengembankan
- Berfokus
pada sistem dan struktur - Berfokus pada orang
- Bergantung
pada pengendalian - Membangkitkan kepercayaan
- Pandangan
jangka pendek - Perspektif jangka panjang
- Bertanya
“bagaimana dan kapan” - Bertanya “apa dan bagaimana”
- Orientasi
pada hasil akhir - Memeberi perhatian pada masa depan
- Meniru - Memulai
- Menerima
status quo - Menantangnya
- Melakukan
hal-hal dengan benar - Melakukan hal-hal yang benar
Ada
pendapat bahwa manajer lebih tinggi daripada koordinator dengan alasan bahwa
koordinator hanya sebagai fungsi dari manajer, yang sama dengan fungsi-fungsi
lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan sebagainya.
Tapi ada
juga pendapat yang menyatakan bahwa manajer sama dengan koordinator. Pendapat
ini bertitik tolak dari buah pikiran Terry yang menyatakan bahwa Coordination, meliputi fungsi planning organizing, actuating, dan controlling.
Selanjutnya Terry mengemukakan
secara definisi tentang koordinasi sebagai berikut: “coordination is the orderly synchronization of efforts to previde the
proper ammount, timing, and directing or execution resulting in harmonious and
unified actions to a stated objective”. (koordinasi ialah penyerempakan
sebaik-baiknya untuk mengatur keseluruhan secara tepat dalam waktu yang telah
ditentukan dengan bimbingan pelaksanaan yang terarah, sehingga terdapat
tindakan yang serasi dan seragam untuk mencapai suatu tujuan tertentu).
Untuk terwujudnya keserampakan
kerja: sudah barang tentu harus dimulai dalam proses perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan; mengingat suatu perencanaan yang
acak-acakan, pengorga-nisasian yang tidak teratur, penggerakan yang tidak terarah
dan pengawasan yang tidak efektif tidak akan terwujud adanya suatu kerja sama
yang serampak. Oleh karena itu seorang koordinator, mempunyai kedudukan sebagai
seorang perencana, organisator, penggerak, dan pengawas.
Dari uraian di atas, jelas bahwa
kedudukan seorang koordinator sama dengan manajer. Mungkin saja manajer dan koordinator
merujuk pada subjek orang yang sama. Artinya si A sebagai manajer, dalam
melaksanakan fungsinya juga sebagai koordinator.
Timbul pertanyaan mana yang betul diantara kedua pendapat di atas.
Jawabannya keduanya juga benar. Mengingat untuk pendapat yang pertama, dimana
koordinasi merupakan suatu fungsi dari manajer, maka manajer di samping sebagai
seorang perencana, organisator, juga berfungsi sebagai seorang koordinator dan
pengawas. Pendapat yang kedua bahwa fungsi manajer sekaligus juga adalah fungsi
koordinator. Jadi perbedaan manajer dan koordinator sebenarnya tergantung
dari sudut mana melihatnya. Disinilah letaknya bahwa kebenaran manusia adalah relatif
.
3.
Jenis-jenis manajer
Pada uraian terdahulu sudah
diberi pengertian manajer yang merujuk pada setiap orang yang bertanggungjawab
atas sejumlah bawahan dan sumber-sumber lain yang dimiliki oleh perusahaan atau
organisasi. Terdapat berbagai jenis manajer, dengan tugas dan tnggungjawab yang
serba ragam. Manajer dapat diklasifikasikan melalui dua cara: berdasarkan
penjenjangan mereka didalam organisasinya yakni manajer lini pertama (tingkat
bawah), menengah dan manajer tingkat atas (manajer atas – top manajer). Dan
berdasarkan ruang lingkup aktivitas organisasi yang menjadi tanggung jawab
mereka, yakni manajer fungsional dan manajer umum.
Manajer
lini pertama. Jenjang atau tingkat terendah di dalam organisasi, bertugas
hanya mengarahkan pekerjaan para tenaga operasional dan mereka tidak menyelia
atau memberi supervisi kepada manajer-manajer lainnya.. Sebutan umum bagi
manajer seperti ini adalah penyelia, supervisor, dan mandor.
Manajer
menengah. Setingkat lebih tinggi dari manajer lini pertama, tanggung
jawabnya yang utama mengarahkan kegiatan dan pekerjaan manajer lainnya dalam
rangka penerapan kebijaksanaan serta menyeim-bangkan tuntutan pihak atasan
dengan kemampuan para bawahannya.
Manajer
atas. Terdiri dari satu kelompok kecil eksekutif perusahaan, dan
bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen dari organisasi yang bersangkutan.
Mereka menetapkan kebijaksanaan opersional dan membimbing interaksi organisasi
dengan lingkungannya. Sebutan umum bagi jabatan manajer atas adalah kepala
eksekutif (Chief Executive officer – CEO),
Presiden Direktur, Dekan pada tingkat Fakultas, Rektor pada tingkat
Universitas.
Manajer
Fungsional. Manajer yang hanya mempunyai tanggung jawab kekhususan satu
kegiatan organisasi, seperti: produksi, pemasaran, pen-jualan, keuangan.
Pembantu Dekan I bidang akademik, Pembantu Dekan II bidang keuangan, Pembantu
Dekan III bidang kemahasiswaan
Manajer
umum. Sebaliknya dari manajer fungsisonal yang diberi tanggung
jawab atas semua kegitan yng beraneka ragam dalam unit organisasi yang
kompleks, seperti: perusahaan, anak perusahaan, atau sebuah devisi yang beroperasi
secara mandiri, dan Dekan.
4.
beberapa masalah yang dihadapi oleh manajer
Telah dikatakan bahwa manajer
adalah orang yang menggerakkan organisasi kearah tercapainya tujuan organisasi
tertentu.
Untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut, Terry mengemukakan beberapa masalah yang dihadapi oleh manajer yaitu:
a.
Accounting data
(pembukuan)
b.
Costs (biaya)
c.
Dicision
making (pengambilan putusan)
d.
Employee
training (latihan pekerjaan)
e.
Financing (pembiayaan/permodalan)
f.
Inventory
recorts (catatan-catatan inventaris)
g.
Market (pasar)
h.
Pertambahan jumlah anggota
i.
Morale (semangat
kerja)
j.
Payroll
processing (cara membuat daftar pembayaran)
k.
Plant
areation (tempat/letak pabrik)
l.
Pricing (penentuan
harga)
m.
Production
planning (perencanaan produksi)
n.
Quality
control (pengawasan kualitas)
o.
Recruitment
and selection (pencarian calon pegawai dan seleksi)
p.
Report (laporan-laporan)
q.
Sales and
effectivitiet (penjualan yang efektif)
r.
Statistic
operation (statistik tentang pelaksanaan)
s.
Wage and
salary (administrasi upah dan gaji)
t.
Waste
climination (menghilangkan pemborosan)
Daftar masalah yang diutarakan di
atas bukanlah suatu pedoman mutlak. Masalah yang dihadapi oleh manajer kadang
tidak sama kerena tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi itu berbeda.
Masalah yang dihadapi oleh manajer perusahaan berbeda dengan manajer
pemerintahan. Begitupun manajer bidang keuangan berbeda dengan manajer bidang
personalia, research, reklame, iklan, gudang dan sebagainya.
Wursanto (1983) berpendapat bahwa
pada prinsipnya setiap manajer akan selalu berhadapan dengan masalah yang
ditimbulkan oleh sarana manajemen yang terdiri dari 5 M.(man, money, materials, market dan methods).
Berbagai macam persoalan yang
timbul dari setiap sarana itulah yang pada hakikatnya dihadapi oleh setiap
manajer apa pun dan dalam tingkat mana pun.
5. Sebab-sebab Kegagalan
manajer
Sudah disebutkan pada bab terdahulu
bahwa tujuan manajemen adalah efisiensi. Manajer
adalah orang yang menjalankan manajemen dalam organisasi atau perusahaan. Banyak
organisasi yang tidak berhasil men-capai tujuannya atau paling sedikit
organisasi itu tidak mengembangkan diri, disebabkan karena kegagalan manajer
dalam mengelola organisasi.
Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan seorang
manajer dalam mengelola organisasi
yang menjadi tanggung
jawabnya. Secara umum
kegagalan seorang manajer disebabkan karena tidak mempunyai gambaran
yang terang tentang kedudukannya sebagai manajer dan ketidakmampuan dalam
menjalankan fungsi manajerialnya serta kurang terampilnya mengkoordinasikan
semua sarana manajemen yang tersedia untuk itu.
Wursanto (ibid) mengemukakan sebab
kegagalan manajer dalam mengelola organisasi, yaitu:
a.
Ketidakmampuan manajer dalam membuat perencanaan yang
baik
b.
Ketidakmampuan manajer dalam mengadakan
pengorganisasian
c.
Ketidakmampuan manajer dalam melakukan penggerakan
d.
Ketidakmampuan manajer dalam memberikan motivasi kepada
para karyawan
e.
Ketidakmampuan manajer dalam mengadakan pengawasan
f.
Ketidakmampuan manajer dalam pengambilan putusan yang
tepat dan
g.
Ketidakmampuan manajer mengkoordinir 5 M (lima M), yaitu man,
money, materials, methods, dan market
Sebagai alat perbandingan, berikut
dikutip pendapat Terry dengan perincian, yaitu:
a.
Menerjunkan diri tanpa terlebih dahulu mengadakan
perubahan dalam ukuran yang lebih kecil
b.
Menetapkan harga terlalu rendah untuk barang atau jasa
c.
Perhitungan yang terlalu rendah atas waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai pasaran
d.
Meremehkan saingan
e.
Memulai dengan kapital yang terlalu kecil
f.
Memulai dengan kapital yang terlalu besar dan kurang
hati-hati dalam menggunakannya.
g.
Menjalankan suatu perusahaan dengan sedikit atau tanpa
pengalaman dan tidak mempelajari lebih dahulu tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan perusahaan tersebut.
h.
Meminjam uang tanpa rencana bagaimana dan bilamana akan
memba-yarnya kembali, dan anggaran keuangan dibuat hanya sekedarnya saja
i.
Mencoba mengerjakan usaha yang terlalu banyak dengan kapital
yang terlalu kecil
j.
Tidak menyediakan untuk pengeluaran-pengeluaran yang
tidak terduga dalam perusahaan
k.
Membeli terlalu banyak dengan kredit
l.
Memberikan kredit terlalu besar kepada para langganan
m.
Mengadakan expansi terlalu cepat atau tergesa-gesa
n.
Gagal membuat catatan-catatan yang lengkap dan tepat
sehingga terje-rumus kedalam kesulitan tanpa menyadarinya
o.
Mengikut sertakan famili yang terlalu banyak kedalam
kepegawaian
p.
Menyalahgunakan kebebasan bekerja dalam perusahaan
No comments:
Post a Comment