Powered By Blogger

October 2, 2013

MASALAH POKOK MIS MANAJEMEN


Dimuka telah dibahas mengenai pengertian manajemen. Kalau berbicara mengenai manajemen sudah tentu harus pula mengetahui tentang mismanajemen.
Telah diketahui bahwa manajemen itu tidak lain dari proses pemberian manajer, bimbingan, proses pemberian pasilitas-pasilitas, guna tercapainya tujuan yang diinginkan, namun tujuan yang diinginkan tersebut tidak tercapai karena adanya ”mismanajemen”.
Mismanajemen adalah suatu kesalahan/kekeliruan tindakan pada saat proses pemberian bimbingan atau pasilitas-pasilitas manajer itu berlangsung, atau mismanajemen terjadi karena adanya kesalahan tindakan pada saat proses pencapaian  tujuan sedang berlangsung
Secara visualisasi seperti gambar 3.5
Masalah mismanajemen ini memerlukan perhatian pada pemikiran secara serius dan mendalam oleh para manajer, bahwa di sana sini atau sementara diberbagai instansi pemerintahan terdapat mismanajemen.

 Mismanajemen merupakan suatu penyakit yang amat berbahaya dalam tubuh aparatur pemerintahan atau dalam organisasi usaha apapun. Persoalan yang harus dihadapi adalah bukan hanya sekedar mengetahui mismanajemen akan tetapi  yang maha penting adalah berusaha untuk mencari sebab-musebab timbulnya  mismanajemen itu dan segera mencari jalan keluar bagaimana cara mengatasinya.
Soekarno K (1985) menyebutkan sebab timbulnya mismanajemen untuk sementara  waktu dapat diutarakan di sini, antara lain:
1.      Belum adanya pola struktur organisasi yang uniform (seragam)
2.      Belum adanya kesatuan bahasa atau saling pengertian dalam manajemen
3.      Belum adanya “management mindedness” disementara pejabat manajer
4.      Belum adanya keseragaman tentang cara dan tata kerja antara instansi yang satu dengan yang lain
5.      Tidak efektifnya pelaksanaan pengawasan
6.      Kurang tepatnya koordinasi
7.      Tidak sesuainya rencana dengan kesanggupan ataupun kemampuan pelaksanaan rencana itu
8.      Kalau terjadi perbedaan pendapat antara pejabat manajer dengan pelaksana
9.      Kalau manajer merasa lebih penting dari yang lain-lain, atau merasa lebih berhak dan merasa lebih dari yang sewajarnya
10.  Adanya birokratisme
Dengan melihat sebab-musebab timbulnya mismanagement ini maka untuk mengatasinya tentu dengan menghindari dari sebab tersebut itu.
Dan untuk menghindari sebab-sebab tersebut dapat ditempuh antara lain:
Pertama, pembentukan suatu pola organisasi yang uniform mutlak adanya. Sebab jika tidak, dapat mudah timbul kesimpangsiuran atau dobel, overlapping dan lain-lain, meskipun penyusunan tersebut secara garis besar. Ini penting oleh karena struktur organisasi menggambarkan macam-macam, jenis serta banyak sedikitnya jabatan-jabatan yang ada pada organisasi tersebut, sehinga besar kecilnya organisasi harus diselaraskan dengan banyak sedikitnya tugas pekerjaan yang hendak dilakukan. Cara berorganisasipun harus diubah, bukan siapa yang didahulukan tetapi apa. Cara berorganisasi yang mendahulukan orang-orang yang hendak memangku jabatan/tugas pekerjaan adalah salah besar. Sebab dengan jalan ini tidak akan tercapai penempatan orang-orang yang tepat pada tempatnya (the riht man in the right place). Karena itu harus diubah/ditentukan terlebih dahulu jabatan/tugas apa yang ada baru dicarikan orang-orangnya yang hendak memangkuh jabatan tersebut. Jika prinsip belakangan  ini dijalankan usaha-usaha kearah the right man in the right place dapat terjamin. Artinya sesuatu tugas pekerjaan benar-benar dipangkuh oleh orang yang ahli dalam bidangnya, cakap dan sanggup serta mampu menjalankan tugas.
Jadi yang prinsipil ialah bukan orang-orangnya dikumpulkan dulu, baru kemudian dicarikan tugas pekerjaan, tetapi sebaliknya ditentukan tugas-tugas pekerjaan baru dicarikan orang-orangnya.
Kedua, adanya kesatuan bahasa atau saling pengertian dalam manajemen mutlak perlu kalau menghendaki pelaksanaan usaha tersebut berlangsung dengan baik dan lancar. Sebab perbedaan bahasa dapat menimbulkan salah pengertian atau mindednes yang membawah akibat kelambatan atau kemacetan jalannya pekerjaan disana sini. Untuk itu perlu segera diciptakan adanya suatu pedoman dasar (doktrin) manajemen yang dapat dipergunakan sebagai pegangan bagi setiap pejabat yang menjalankan manajemen. Di samping itu harus secepat mungkin doktrin tersebut ditanamkan, disebarkan dan dikembangkan secara merata dan menyeluruh kesegenap penjuru tanah air terus menerus. Apabila hal tersebut sudah dapat dilaksanakan, maka kegairahan akan manajemen midednes tidak perlu disangsikan.
Ketiga,  kesemuanya itu belum dapat dikatakan sempurna, bila faktor human relation tidak diberi tempat yang utama, sebab berhasil atau tidaknya sesuatu usaha terletak pada manusianya. Di atas telah disinggung bahwa manajemen adalah usaha yang dilakukan oleh orang-orang bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Oleh karena masalah manajemen adalah menyangkut orang-orang yang menyelenggarakan usaha, mau tidak mau harus diakui bahwa untuk berhasilnya sesuatu usaha mutlak perlu adanya hubungan yang baik antara manusia yang satu dengan yang lain dalam suasana bekerja. Sebab meskipun struktur organisasi baik, tetapi kalau tidak ada hubungan yang baik dan harmonis antara pejabat yang satu  dengan yang lain (secara perorangan, bukan dinas) pasti mismanajemen yang muncul. Jadi persoalan hubungan kemanusiaan memegang peranan penting dalam mengsukseskan manajemen. Sistem konco atau sistem famili bisa juga membantu dalam manajemen, namun harus diingat bahwa sistem ini kalau diteruskan sangat tidak baik dan akan membawa pengaruh yang dalam seperti dengan konotasi jelek dari birokrasi (burasystem = birokratis). Oleh sebab hal di atas, kata sistem konco atau famili harus ditekan dengan merubah sistem kerja sama.

No comments:

Post a Comment