Dimuka telah dibahas
mengenai pengertian manajemen. Kalau berbicara mengenai manajemen sudah tentu
harus pula mengetahui tentang mismanajemen.
Telah diketahui bahwa
manajemen itu tidak lain dari proses pemberian manajer, bimbingan, proses
pemberian pasilitas-pasilitas, guna tercapainya tujuan yang diinginkan, namun
tujuan yang diinginkan tersebut tidak tercapai karena adanya ”mismanajemen”.
Mismanajemen adalah suatu
kesalahan/kekeliruan tindakan pada saat proses pemberian bimbingan atau
pasilitas-pasilitas manajer itu berlangsung, atau mismanajemen terjadi karena
adanya kesalahan tindakan pada saat proses pencapaian tujuan sedang berlangsung
Secara visualisasi
seperti gambar 3.5
Masalah mismanajemen
ini memerlukan perhatian pada pemikiran secara serius dan mendalam oleh para
manajer, bahwa di sana sini atau sementara diberbagai instansi pemerintahan
terdapat mismanajemen.
Soekarno K (1985)
menyebutkan sebab timbulnya mismanajemen untuk sementara waktu dapat diutarakan di sini, antara lain:
1. Belum adanya pola struktur organisasi
yang uniform (seragam)
2. Belum adanya kesatuan bahasa atau saling
pengertian dalam manajemen
3.
Belum adanya “management mindedness” disementara pejabat manajer
4.
Belum adanya keseragaman tentang cara
dan tata kerja antara instansi yang satu dengan yang lain
5.
Tidak efektifnya pelaksanaan
pengawasan
6.
Kurang tepatnya koordinasi
7.
Tidak sesuainya rencana dengan
kesanggupan ataupun kemampuan pelaksanaan rencana itu
8. Kalau terjadi perbedaan pendapat antara
pejabat manajer dengan pelaksana
9. Kalau manajer merasa lebih penting dari
yang lain-lain, atau merasa lebih berhak dan merasa lebih dari yang sewajarnya
10.
Adanya birokratisme
Dengan melihat sebab-musebab timbulnya mismanagement ini maka untuk
mengatasinya tentu dengan menghindari dari sebab tersebut itu.
Dan untuk menghindari sebab-sebab tersebut
dapat ditempuh antara lain:
Pertama, pembentukan suatu pola organisasi yang uniform mutlak adanya. Sebab jika
tidak, dapat mudah timbul kesimpangsiuran atau dobel, overlapping dan lain-lain, meskipun penyusunan tersebut secara
garis besar. Ini penting oleh karena struktur organisasi menggambarkan
macam-macam, jenis serta banyak sedikitnya jabatan-jabatan yang ada pada
organisasi tersebut, sehinga besar kecilnya organisasi harus diselaraskan
dengan banyak sedikitnya tugas pekerjaan yang hendak dilakukan. Cara
berorganisasipun harus diubah, bukan siapa yang didahulukan tetapi apa. Cara
berorganisasi yang mendahulukan orang-orang yang hendak memangku jabatan/tugas
pekerjaan adalah salah besar. Sebab dengan jalan ini tidak akan tercapai
penempatan orang-orang yang tepat pada tempatnya (the riht man in the right place). Karena itu harus
diubah/ditentukan terlebih dahulu jabatan/tugas apa yang ada baru dicarikan
orang-orangnya yang hendak memangkuh jabatan tersebut. Jika prinsip
belakangan ini dijalankan usaha-usaha
kearah the right man in the right place
dapat terjamin. Artinya sesuatu tugas pekerjaan benar-benar dipangkuh oleh
orang yang ahli dalam bidangnya, cakap dan sanggup serta mampu menjalankan
tugas.
Jadi yang prinsipil ialah bukan orang-orangnya dikumpulkan dulu, baru
kemudian dicarikan tugas pekerjaan, tetapi sebaliknya ditentukan tugas-tugas
pekerjaan baru dicarikan orang-orangnya.
Kedua, adanya kesatuan bahasa atau saling pengertian dalam manajemen mutlak perlu
kalau menghendaki pelaksanaan usaha tersebut berlangsung dengan baik dan
lancar. Sebab perbedaan bahasa dapat menimbulkan salah pengertian atau mindednes yang membawah akibat
kelambatan atau kemacetan jalannya pekerjaan disana sini. Untuk itu perlu
segera diciptakan adanya suatu pedoman dasar (doktrin) manajemen yang dapat
dipergunakan sebagai pegangan bagi setiap pejabat yang menjalankan manajemen.
Di samping itu harus secepat mungkin doktrin tersebut ditanamkan, disebarkan
dan dikembangkan secara merata dan menyeluruh kesegenap penjuru tanah air terus
menerus. Apabila hal tersebut sudah dapat dilaksanakan, maka kegairahan akan
manajemen midednes tidak perlu
disangsikan.
Ketiga, kesemuanya itu
belum dapat dikatakan sempurna, bila faktor human
relation tidak diberi tempat yang utama, sebab berhasil atau tidaknya
sesuatu usaha terletak pada manusianya. Di atas telah disinggung bahwa
manajemen adalah usaha yang dilakukan oleh orang-orang bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Oleh karena masalah manajemen adalah
menyangkut orang-orang yang menyelenggarakan usaha, mau tidak mau harus diakui
bahwa untuk berhasilnya sesuatu usaha mutlak perlu adanya hubungan yang baik
antara manusia yang satu dengan yang lain dalam suasana bekerja. Sebab meskipun
struktur organisasi baik, tetapi kalau tidak ada hubungan yang baik dan
harmonis antara pejabat yang satu dengan
yang lain (secara perorangan, bukan dinas) pasti mismanajemen yang muncul. Jadi
persoalan hubungan kemanusiaan memegang peranan penting dalam mengsukseskan
manajemen. Sistem konco atau sistem famili bisa juga membantu dalam manajemen,
namun harus diingat bahwa sistem ini kalau diteruskan sangat tidak baik dan
akan membawa pengaruh yang dalam seperti dengan konotasi jelek dari birokrasi (burasystem = birokratis). Oleh sebab hal di atas, kata sistem
konco atau famili harus ditekan dengan merubah sistem kerja sama.
No comments:
Post a Comment