Dalam
manajemen suatu usaha atau jawatan memerlukan sarana/alat mengingat tanpa
sarana tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai, sebagaimana ungkapan
oleh Thomas Carlile (The Liang Gie,
1962) yang mengatakan “manusia dalam melaksanakan aktivitas kegiatannya
tentunya akan mempergunakan alat sebab tanpa alat, ia tak dapat berbuat
apa-apa, dengan alat ia dapat berbuat segala apa (man is a tool using animal … without tools he is with tools he is all)’.
Sebagai contoh: manusia hanya dapat menulis karena adanya polpen atau pensil
dan semacamnya, manusia dapat mengetik karena adanya sarana/alat mesin tik, dan
sebagainya.
Adapun yang
menjadi sarana manajemen seperti yang dikemukakan oleh Terry yang lebih dikenal
dengan istilah “The six M’S is management”
(6 M di dalam manajemen), yaitu: manusia (man),
uang (money), materi (materials), pasar (market) dan tata kerja (methods).
Oleh Soejadi (1988) dan dinas pemerintahan (sipil
service) menyebutnya sebagai asas sumber yang terdiri dari 4 M di dalam
manajemen. Tata kerja (methods) dan
pasar (market), tidak dimasukkan
sebagai asas sumber karena tata kerja merupakan cara pelaksanaan kerja yang
setepat-tepatnya atas rangkaian kegiatan yang harus dilakukan, sedang pasar
adalah wahana atau tempat untuk memperluas sasaran kegiatan organisasi.
Sudah
dikemukakan pada bab pendahuluan sub E, bahwa dalam era globalisasi 6 M dalam
manajemen itu tidak cukup, perlu di tambahkan dengan sarana yang ke 7 yaitu
“informasi” (information) sehingga sarana manajemen menjadi 6 M + 1 I (man/orang, money/uang, materials/materi,
machines/mesin, market/pasar, methods/tata
kerja, dan information/infor-masi)
- Man ( orang-orang/ manusia)
Dalam manajemen faktor
manusia adalah faktor yang paling menentukan mengingat manajemen itu tidak akan
ada kalau manusia itu sendiri tidak ada. Manusia itulah yang membuat tujuan,
dan manusia itu pula yang melakukan proses kegiatan untuk mencapai tujuan.
Tanpa manusia tidak ada proses kerja. Oleh karena itu, pada hakekatnya manusia
adalah manusia kerja. Hanya saja manajemen itu sendiri tidak akan timbul
apabila setiap orang akan bekerja untuk dirinya sendiri tanpa melakukan kerja
sama dengan yang lain. Manajemen
timbul karena adanya orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan demikian, manusia bukan hanya makhluk kerja tetapi makhluk kerja sama.
Manajemen adalah pencapaian tujuan/sasaran yang telah
ditetapkan bersama-sama orang lain. Jadi manajemen tidak akan ada tanpa adanya
kerja sama dan yang melakukan kerja sama adalah manusia. Justru itu manajemen
tergantung pada manusianya. Kalau manusianya yang baik, baiklah manajemen itu,
tetapi sebaliknya kalau manusianya buruk maka buruklah juga manajemen itu.
Sehubungan dengan itu, manajemen yang dilakukan oleh
sekelom-pok orang yang telah berpengalaman dan berpendidikan/berpengetahuan
mengakibatkan kegagalan atau mismanajemen yang merupakan bahaya besar dalam
usaha kerja sama itu. Titik fokus dari manajemen adalah manusia. Jadi manusia
merupakan sarana yang mutlak diperlukan bahkan yang terpenting bagi berhasilnya
pencapaian tujuan. Tanpa manusia tidak akan ada kegiatan, tanpa kegiatan tujuan
tak akan tercapai sedangkan tujuan adalah merupakan sasaran dari manajemen.
Ditinjau
dari sudut manusianya, dalam manajemen ada tiga ciri, yaitu:
a.
kegiatan
dilakukan oleh lebih dari satu orang
b.
dilakukan
secara bersama-sama atau adanya kerja sama
c.
adanya tujuan bersama.
Ketiga ciri
itu satu sama lain saling berhubungan, tak dapat dipisahkan. Dengan demikian
ditinjau dari segi manusianya manajemen dapatlah dikatakan proses kegiatan yang
dilakukan oleh lebih satu orang secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama.
Manajemen
tidak akan timbul dari kegiatan yang dilakukan oleh sendiri atau untuk
kepentingan sendiri atau mencapai tujuan sendiri atau dengan singkat dari
sendiri oleh sendiri untuk sendiri, melainkan sebaliknya manajemen adalah dari
bersama untuk bersama.
Hal ini
adalah penting, mengingat seorang manajer yang meninggalkan kerja sama dan
segala sesuatunya dilakukan dengan sendiri, serta hasilnya dinikmati sendiri,
maka manajer yang demikian akan mengalami kegagalan dan akan ditinggalkan oleh
bawahannya.
Dari uraian
di atas dapatlah dikatakan bahwa manusia merupakan pusat kegiatan dan
manusialah yang melahirkan, menggunakan dan melak-sanakan manajemen. Tanpa manajemen yang bekerja sama manaje-men itu sendiri
tidak akan ada. Oleh karena itu manajemen dalam arti art (seni) lahir pada waktu manusia melakukan kerja sama
- Money (Uang)
Tentu saja
harus disadari bahwa manusia bukanlah merupakan sasaran yang satu-satunya
diperlukan, manusia bisa lelah, sakit, lalai, bosan, marah dan sebagainya.
Untuk menjauhi hal-hal tersebut dan untuk memberikan kepuasan yakni sebagai
imbalan jasa terhadap jerih payahnya maka kepada manusia perlu diberi
perangsang dan salah satu perangsang yang sangat baik adalah berupa uang (money).
Di samping
itu pula uang bisa membiayai pembiayaan sesuatu usaha kerja sama apa ia sebagai
jawatan pemerintah atau yayasan maupun badan perusahaan. Jadi uang diperlukan
setiap kegiatan untuk mencapai tujuannya. Makin baik keuangan dari suatu usaha
kerja sama maka semakin stabil pula kedudukan manajemen dalam usaha kerja sama
itu menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan dalam menyelenggarakan segala
tugas kewajiban dalam usaha kerja sama tersebut.
Walaupun
uang itu benda mati sedangkan manusia itu makhluk hidup, yang dilengkapi akal,
tetapi pengaruh benda mati (uang) itu terhadap manusia sangat besar. Sering
dijumpai dalam suatu perusahaan atau jawatan terhadap bagian yang mengalami
kekosongan dan saling melemparkan tanggung jawab atau sebaliknya terjadi
tumpukan pejabat, salah satu penye-babnya adalah uang. Banyak manajer yang
berhadapan dengan pengadilan disebabkan melakukan tindak pidana dalam soal
keuangan. Walaupun seharusnya manusia itu tidak dikalahkan oleh benda mati
tetapi karena faktor ekologi yaitu lingkungan yang mempengaruhinya, sehingga
banyak juga yang tidak berdaya terhadap rangsangan uang.
Jadi uang
juga merupakan sarana yang penting bagi pelaksanaan manajemen dengan
setepat-tepatnya, hanya saja perlu pula diingat bahwa walaupun uang itu banyak,
tetapi tetap sarana (tools) yang
paling menen-tukan dalam manajemen adalah manusianya.
3. Materials (Materi)
Materi dalam terminology
manajemen di Indonesia
sering di sebut dengan istilah perbekalan. (administrasi material –
administrasi perbekalan) Bahkan sering secara silih berganti dipergunakan juga
bersama-sama dengan peralatan, sehingga menjadi perbekalan dan peralatan
(administrasi material – administrasi perbekalan – administrasi
peralatan). Tetapi dalam konteks ini
istilah material dimaksudkan untuk memberikan
arti adanya baha dan juga merupakan sarana yang sangat diperlukan bagi
pelaksanaan fungsi manajer dan pencapaian tujuan usaha kerja sama. Sesuatu
pekerjaan sering macet dalam pelaksanaan kerjanya akibat tidak tersedianya
bahan-bahan (materials) dan peralatan
yang diperlukan dalam pelaksanaannya itu. Misalnya suatu proyek pembangunan
gedung terhenti dikarenakan tidak adanya bahan seperti semen, batu, kapur,
pasir, kerangka-kerangka, plat baja dan sebagainya.
Oleh karena
itu, di samping manusia dan uang yang merupakan sarana manajemen, maka materi
juga merupakan sarana yang diperlukan guna terciptanya proses manajemen, dengan
materi maka fungsi manajemen dapat terlaksanan.
- Machines (Mesin)
Dalam perusahaan maupun
pemerintah, mesin-mesin sangat diper-lukan. Di muka telah disinggung bahwa manusia
bisa lelah, sakit atau lalai, padahal faktor manusia merupakan sarana
terpenting dalam manajemen. Berhubungan
dengan itu agar manusia tidak terlalu lelah hingga jatuh sakit atau lalai, maka
dengan demikian terutama dalam menghemat tenaga kerja dan energi manusia
diperlukan mesin-mesin utamanya sekali dalam peker-jaan-pekerjaan yang berat
dapat diambil alih oleh tenaga-tenaga mesin. Begitupun mengenai hal-hal yang
memerlukan perbanyakan yang sama umpamanya surat-surat yang mempunyai
tembusan/harus disebar luaskan, tanpa mesin ketik atau stensil atau foto copy
maka memerlukan tenaga, waktu yang cukup banyak untuk menulisnya secara
berulang-ulang sehingga proses manajemen itu mengalami keterlambatan.
Dengan
demikian masalah mesin merupakan pula sarana manajemen yang sangat diperlukan,
walaupun di dunia modern sekarang ini ditemukan mesin-mesin yang serba canggih
mengakibatkan banyak tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan atau mata
pencaharian. Tetapi manusia sudah menya-dari pula kegunaan mesin-mesin yang membawa
kepada kemudahan dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga memberikan juga
keuntungan-keun-tungan yang banyak terhadap kerja itu sendiri dan kepaea
masyarakat secara keseluruhan pada umumnya.
Jadi dengan
alasan tersebut merupakan pula bahwa mesin meru-pakan sarana manajemen yang
diperlukan di dalam rangka pencapaian tujuan secara tepat dan efisien.
Hanya perlu
diingat pula bahwa menggunakan mesin tergantung kepada manusia, bukan manusia
yang tergantung kepada mesin. Bahkan mesin itu sendiri tidak akan ada kalau
tidak ada manusia yang menemu-kannya. Mesin itu dibuat justru untuk
memperlancar/mempermudah tujuan manusia. Jadi hanya merupakan suatu metode
untuk mempermudah penyelesaian pekerjaan. Hasil penyelesaian pekerjaan mesin
yang baik dan benar tergantung dari moral dan skill dari pemakainya.
- Market (Pasar)
Pemasaran dari barang-barang produksi sudah barang tentu sangat penting
bagi kelangsungan proses produksi itu sendiri. Proses produksi sesuatu barang
akan berhenti apabila barang-barang yang diproduksi itu tidak laku. Oleh karena
itu penguasaan pasar dalam arti penyebarluasan hasil-hasil produksi kepasaran
agar sampai kepada konsumen, merupakan faktor determinant (yang menentukan)
dalam perusahaan produksi.
Agar supaya pasrah dapat dikuasai, maka kualitas
dan harga barang harus sesuai dengan selera dan kemampuan konsumen. Barang yang
kualitas rendah dengan harga yang relatif mahal tidak akan laku dijual atau
tidak dikuasai pasaran. Tetapi sebaliknya barang yang berkualitas tinggi dengan
harga relatif murah akan menarik pembeli sehingga dapat menguasai pasaran.
Hal
tersebut di atas adalah penggunaan pasar dalam dunia per-dagangan
Adapun
dalam administrasi negara yang menjadi market (pasar) adalah sama juga yaitu
masyarakat, hanya saja secara keseluruhan. Sedangkan yang menjadi “barang
produksinya” adalah layanan perusahaan atau jasa (ini administrasi negara
dikurangi perusahaan negara atau niaga negara). Apabila rakyat atau masyarakat
telah merasakan pelayanan yang sebaik-baiknya akan mendukungnya atau dengan
kata lain memberikan kerjasamanya dengan sebaik-baiknya, sehingga pemerintah
dapat berjalan stabil.
Adapun
“barang produksi” dari administrasi negara yang terakhir adalah tercapainya
tujuan negara, yaitu menurut aristoteles dalam bukunya politcs adalah good life
(kehidupan yang baik) atau menurut Merriam (Sukarna, 1972) yakni:
a.
External security
(keamanan dari luar)
b. Interned
order (ketertiban dalam
negeri)
c.
Justice
(keadilan)
d.
Social welfare
(kesejahteraan masyarakat)
e.
Freedom
(kemerdekaan)
Apabila seluruh rakyat telah merasakan kehidupan yang baik,
maka pemerintah akan mendapat dukungan sepenuhnya dari masyarakat sehingga akan
berjalan stabil.
Uraian di atas sejalan dengan pendapat Waldo (Sukarna, 1972)
yang menyatakan public administration is
the organization and management of man and materials to achieve the purposes of
government. Artinya: administrasi negara adalah pengorganisasian dan
manajemen manusia dan materi untuk pencapaian tujuan pemerintah. Public administration is the art and science
of management as applied to affairts of the state. Artinya: administrasi
negara adalah seni dan ilmu manajemen yang diterapkan terhadap urusan-urusan
negara.
Tentu saja dalam penerapannyapun market sebagai tools of
management tidak dapat dipisahkan dari tools
(sarana) yang lainnya yaitu man,
materials, machines, dan methods. Bahkan dapat dikatakan market
akan tergantung sama sekali kepada sarana yang lainnya.
- Methods (Tata kerja)
Methods (tata kerja) adalah suatu cara melaksanakan pekerjaan dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Jadi tercapainya atau tidaknya
tujuan itu tergantung dari cara kerjanya.
Suatu tata
kerja yang baik memperlancar jalannya pekerjaan. Tetapi walaupun tata kerja
yang telah dirumuskan atau ditetapkan dengan baik, sedangkan orang yang
diserahi tugas pelaksanaannya kurang baik, oleh karena itu penggunaan tata
kerja, tergantung pula pada orangnya, Bahkan tata kerja itu sendiri dibuat atau
diciptakan manusia. Tanpa manusia tidak ada tata kerja.
Perlu
diingat bahwa tata kerja diperlukan dalam setiap kegiatan manajemen itu
diperlukan dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi manajemen dan juga diperlukan
dalam penggunaan sarana dari manajemen lainnya yaitu diperlukan untuk memilih
dan menempatkan orang-orang, menyusun anggaran belanja, mengurus dan
menggunakan bahan-bahan (materi), menggunakan mesin-mesin dan dalam pemasaran
tetapi namun demikian tetap dilakukan oleh manusia. Dengan demikian faktor utama dalam menajemen tetap manusianya itu sendiri.
- Information (Informasi)
Informasi adalah sangat
penting dilakukan di dalam dan oleh masyarakat, karena tidak ada kegiatan yang
dilakukan yang tidak punya informasi. Sebaliknya semua kegiatan menghasilkan
informasi baik yang berguna bagi organisasi yang melaksanakan kegiatan tersebut
maupun bagi organisasi lain selain organisaasi yang bersangkutan.
Melaksanakan
fungsi manajemen tidak terlepas dari atau boleh mungkin justru informasi maka
fungsi tersebut akan dapat dilaksanakan, seperti misalnya: fungsi perencanaan
dan keputusan hanya mungkin terlaksana dengan data yang lengkap, up to date dan dapat dipercaya. Data
yang tidak jelas tidak lengkap berakibat perencanaan yang tidak mantap dan keputusan
yang tidak tepat. Pada gilirannya pelaksanaan manajemen tidak efisien dan
efektif.
Oleh karena
itu, tepatlah apabila informasi juga merupakan sarana manajemen yang perlu
karena tanpa informasi tidak mungkin kegiatan manajemen akan terlaksana.
Informasi tidak hanya untuk manajer melain-kan juga untuk semua orang dalam
organisasi agar dapat menunaikan tugas-nya masing-masing dengan sebaik mungkin.
No comments:
Post a Comment