Powered By Blogger

October 2, 2013

Makalah Ruang Lingkup Akuntansi


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar  Belakang
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan  dalam  pelaporan keuangan. Pelaporan  keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi yang berguna dalam  membantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya. 
Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga ikut serta dalam perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang.

B.       Rumusan Masalah
1.   Bagaimana Ruang Lingkup Akuntansi ?
2.   Seperti apa bidang-bidang Akuntansi?
3.   Siapa Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Terhadap Informasi Akuntansi?
4.   Bagaimana  Perbandingan Akuntansi Sektor Publik dan Akuntansi Swasta?

C.      Tujuan
1.   Untuk Mengidentifiakasikan Bagaimana Ruang Lingkup Akuntansi
2.   Untuk Mengetahui Bidang-Bidang Dalam Akuntasi
3.   Untuk Mengetahui Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Terhadap Informasi Akuntansi
4.   Untuk Memberi Pemahaman Tentang Perbandingan Akuntansi Sektor Publik dan Akuntansi Swasta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akuntansi
Luasnya bidang kegiatan akuntansi mengakibatkan pengertian tergantung dari sudut pandang mana penekanannya. Salah satu definisi mengenai akuntansi diberikan oleh American Accounting Assosiation, yang terjemahannya sebagai berikut “akuntansi adalah proses identifikasi, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomis untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan-pertimbangan  dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh pemakai informasi tersebut”.
Pengertian di atas menekankan kepada fungsi dan kegiatan akuntansi, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.       Dipandang dari sudut fungsi atau kegunaannya, akuntansi merupakan aktivitas jasa yang menyediakan informasi penting untuk penilaian jalanya perusahaan, sehinga memungkinkan pimpinan perusahaan atau pihak-pihak di luar perusahaan membuat pertimbangan-pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat.
b.      Dipandang dari sudut kegiatannya, akuntansi merupakan suatu proses yang meliputi identifikasi (penentuan), pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomis.
Informasi ekonomis yang dihasilkan oleh akuntansi adalah data transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Data transaksi tersebut dinyatakan dalam satuan uang. Karena itu yang menjadi sasaran atau obyek akuntansi adalah transaksi yang bersifat finansiil (keuangan), atau transaksi yang akibatnya dapat diukur dengan satuan uang. Transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan selama periode tertentu, tidak hanya terjadi satu kali atau satu jenis transaksi, tetapi terdiri dari bermacam-macam transaksi yang terjadi berulang-ulang. Oleh karena itu, semua data transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode tertentu harus diproses, sehingga menjadi data yang lebih sederhana dan lebih berguna bagi semua pihak yang memerlukan data tersebut.
Rangkaian proses itulah yang merupakan kegiatan akuntansi dalam menjalankan fungsinya, yaitu menyediakan informasi keuangan bagi pihak-pihak yang memerlukan. Dalam pelaksanaannya semua transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode diproses dalam tahap kegiatan sebagai berikut:

1)    Pengidentifikasian penentuan dan pengukuran
2)     Pencatatan (Recording)
3)    Penggolongan (Classification)
4)     Pengikhtisaran (Summarizing)
5)    Penyusunan laporan keuangan (Reporting)
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dipandang dari sudut kegiatannya atau dalam arti sempit,akuntansi adalah suatu proses yang meliputi pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan penyajian laporan mengenai transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Selain dari kegiatan di atas, dalam ruang lingkup yang lebih luas kegiatan  akuntansi juga meliputi perencanaan system pencatatan dan interpretasi (penafsiran) atas laporan keuangan.
B.  Bidang-Bidang Akuntansi
Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menuntut pengembangan di bidang kegiatan akuntansi. Masalah-masalah yang dihadapi oleh pimpinan perusahaan semakin kompleks, sehingga pada bidang-bidang tertentu perlu penanganan secara khusus. Sejalan dengan tuntutan tersebut timbul pengkhususan bidang kegiatan akuntansi, diantaranya sebagai berikut:
a.    Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
Akuntansi keuangan disebut juga akuntansi umum (general accounting), yaitu akuntansi yang sasaran (obyek) kegiatannya adalah transaksi keuangan yang menyangkut perubahan harta, hutang, dan modal suatu perusahaan. Akuntnasi keuangan bertujuan menyajikan laporan keuangan untuk kepentingan pihak intern perusahaan (manajemen) dan pihak-pihak ekstern, misalnya bank, investor, pemerintah, dan masyarakat umum.
Kegiatan akuntansi keuangan berorientasi kepada transaksi-transaksi yang sudah terjadi (data historis), yang diproses dengan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang telah diterima oleh umum.

b.   Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi biaya, yaitu akuntansi yang sasaran kegiatannya adalah transaksi keuangan yang berhubungan dengan biaya-biaya. Misalnya, biaya-biaya yang berhubungan dengan proses pembuatan produk. Akuntansi biaya bertujuan menyediakan informasi biaya yang diperlukan untuk kepentingan intern (pimpinan perusahaan), yaitu untuk menilai pelaksanaan operasi perusahaan dan menentukan rencana kegiatan di masa datang. Kadang-kadang akuntansi biaya diartikan sama dengan akuntansi manajemen, karena sasarannya hamper sama. Hanya akuntansi amanajemen lebih menekankan kegiatannya kepada pengolahan data biaya sebagai hasil proses akuntansi biaya, untuk membantu manajemen dalam menentukan pilihan-pilihan (alternatif) tindakan di masa datang.

c.    Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
Akuntansi perpajakan adalah akuntansi yang kegiatannya berhubungan dengan penentuan obyek pajak yang menjadi beban perusahaan serta penghitungannya untuk kepentingan penyusunan laporan pajak. Kegiatan akuntansi perpajakan fungsinya membantu manajemen dalam menentukan pilihan-pilihan transaksi yang akan terjadi, sehubungan dengan pertimbangan-pertimbangan perpajakan. Oleh karena itu, akuntan yang bekerja dalam bidang ini harus mengetahui benar tentang undang-undang perpajakan yang berlaku.

d.   Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
Akuntansi anggaran adalah akuntansi yang kegiatannya berhubungan dengan pengumpulan dan pengolahan data operasi keuangan yang sudah terjadi, serta taksiran kemungkinan yang akan terjadi untuk kepentingan penetapan rencana operasi keuangan perusahaan perusahaan (anggaran) dalam satu periode tertentu.
Catatan-catatan mengenai perbandingan antara rencana operasi keuangan yang telah ditetapkan dengan pelaksanaannya merupakan alat bantu manajemen dalam melaksanakan fungsi pengawsan.

e.    Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)
Akuntansi pemeriksaan adalah akuntansi yang kegiatannya berhubungan dengan pemerikasaan terhadap catatan-catatan hasil kegiatan akuntansi keuangan, yakni untuk menguji kelayakan laporan keuangan yang dihasilkannya. Akuntnasi pemerikasaan bersifat independen (bebas), sehingga hasil pemeriksaan akuntan dapat dijamin kebenarannya (obyektif). Laporan keuangan dinyatakan layak, jika proses penyusunannya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, atau telah diterima secara umum.

f.    Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting)
Akuntansi pemerintahan adalah bidang akuntansi yang kegiatannya berhubungan dengan masalah pemeriksaan keuangan negara, atau sering disebut juga dengan istilah administrasi keuangan negara.

C. Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Terhadap Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi adalah data transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahhan selama satu periode tertentu yang diikhtisarkan dalam bentuk laporan keuangan.
Laporan keuangan meliputi neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan, laporan rugi laba yang menggambarkan perkembangan dan hasil usaha perusahaan, serta laporan-laporan lainnya. Dengan demikian laporan keuangan merupakian alat komunikasi antara kegiatan usaha perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan dan perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
a.     Pimpinan perusahaan
Laporan keuangan bagi pimpinan perusahaan berfungsi sebagai:
1)      Bukti pertanggungjawaban bagi para pemilik perusahaan atas jasa kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk mengelola perusahaan.
2)      Alat penilaian atas pelaksanaan kegiatan perusahaan, baik secara keseluruhan, bagian-bagian maupun secara individu yang diserahi wewenang dan tanggung jawab.
3)      Alat untuk mengukur tingkat biaya dari kegiatan-kegiatan perusahaan
4)      Dasar atau bahan pertimbangan dalam menetapkan rencana kegiatan di masa datang.

b.      Pemilik Perusahaan
Dalam perusahaan-perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada orang lain, seperti dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT), maka bagi pemilik perusahaan laporan keuangan berfungsi sebagai:
1)      Alat untuk menilai hasil yang telah dicapai oleh pimpinan perusahaan
2)      Dasar penentuan taksiran keuntungan yang akan diterima di masa datang, serta perkembangan harga saham yang dimilikinya

c.       Kreditur dan Calon Kreditur
Kreditur adalah orang atau badan, misalnya bank yang memberikan pinjaman kepada perusahaan dalam bentuk uang atau barang. Kreditur, banker, dan calon kreditur berkepentingan mengetahui laporan keuangan suatu perusahaan, khususnya perusahaan yang mengajukan permohonan kredit, yaitu untuk memutuskan pemberian kredit atau menetukan jumlah kredit yang diberikan.
Para kreditur perlu lebih dahulu mengetahui keadaan (posisi) keuangan perusahaan yang mengajukan kredit. Dari hasil analisa laporan keuangan suatu perusahaan, maka dapat diketahui perusahaan yang bersangkutan mampu mengembalikan pinjaman pada saat jatuh tempo atau tidak. Selain itu, dapat diketahui pula apakah pinjaman yang diberikan cukup mendapat jaminan atau tidak.


d.      Pemerintah
Pemerintah dimana suatu perusahaan berada (berdomisili) sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Tujuannnya adalah sebagai berikut:
1)      Penentuan besarnya pajak yang menjadi beban perusahaan
2)      Untuk kepentingan data statistik pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Biro Pusat Statistik yang selanjutnya akan dijadikan dasar perencanaan pemerintah.
e.       Karyawan
Karyawan suatu perusahaan berkepentingan  terhadap laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yaitu:
1)      Untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan tempat mereka bekerja dalam memberikan upah dan jaminan social lainnya.
2)      Dari laporan keuangan dapat dilihat perkembangan serta prospek perusahaan yang bersangkutan, sehingga karyawan dapat menentukan pilihan langkah yang harus dilakukan, sehubungan dengan kelangsungan kerjanya
3)      Dalam perusahaan yang biasa memberikan bonus kepada karyawannya setiap akhir periode, dengan melihat laporan keuangan maka karyawan dapat mengetahui tingkat kelayakan atau bonus yang diterimanya dibanding dengan keuntungan perusahaan dalam periode yang bersangkutan


D. Perbandingan Akuntansi Sektor Publik dan Akuntansi Swasta
Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh sektor swasta, misalnya tugas untuk mengahsilkan beberapa jenis pelayanan  publik, seperti layanan komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik, dan sebagainya. Namun, untuk tugas tertentu keberadaan sektor publik tidak dapat digantikan oleh sektor swasta, misalnya fungsi birokrasi pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, akuntansi sektor publik dalam beberapa hal berbeda dengan akuntansi sektor swasta.
Perbedaan sifat dan karakteristiksektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dengan membandingkan beberapa hal, yaitu: tujuan organisasi, sumber pembiayaan, pola pertanggungjawaban, struktur organisasi, karakteristik anggaran, stakeholder yang dipengaruhi, dan sistem akuntansi yang digunakan.
a.    Tujuan organisasi
Dilihat dari tujuannya, organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta. Perbedaan menonjol terletak pada tujuan memperoleh laba. Pada sektor swasta terdapat tujuan untuk memaksimumkan laba (profit motive), sedangkan pada sektor publik adalah pemberian pelayanan publik, dan penyediaan pelayanan publik. Tetapi meskipun tujuan utama sektor publik adalah pemberian pelayanan publik, tidak berarti organisasi sektor publik sama sekali tidak memiliki tujuan yang bersifat finansial. Organisasi sektor publik juga memiliki tujuan finansial, akan tetapi hal tersebut berbeda baik secara filosofis, konseptual, dan operasionalnya dengan tujuan profitabilitas sektor swasta.
b.   Sumber pembiayaan
Perbedaan sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari sumber pendanaan organisasi atau dalam istilah manajemen keuangan disebut struktur modal atau sumber pembiayaan. Sumber pembiayaan sektor publik berbeda dengan sektor swasta dalam hal bentuk, jenis dan tingkat risiko. Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak dan retribusi, charging for service, laba perusahaan milik negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar negeri dan obligasi pemerintah, dan pendapatan lain-lain yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang ditetapkan. Sedangkan untuk sektor swasta sumber pembiayaan dipisahkan menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Sumber pembiayaan internal terdiri atas bagian laba yang diinvestasikan kembali ke perusahaan (retained earnings) dan modal pemilik. Sumber pembiayaan eksternal misalnya utang bank, penerbitan obligasi, dan penerbitan saham baru untuk mendapatkan dana dari publik.
c.    Pola pertanggungjawaban
Manajemen pada sektor swasta bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditor atas dana yang diberikan. Pada sektor publik manajemen bertanggung jawab kepada masyarakat karena sumber dana yang digunakan organisasi sektor publik dalam rangka pemberian pelayanan publik berasal dari masyarakat (public funds). Pola pertanggungjawaban di sektor publik bersifat vertikal dan horisontal. Pertanggungjawaban vertikal (vertical accountability) adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada ototritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada pemerintah pusat. Pertanggungjawaban horisontal (horisontal accountability) adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
d.   Struktur organisasi
Secara kelembagaan, organisasi sektor publik juga berbeda dengan sektor swasta. Struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hirarkis, sedangkan struktur organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel. Salah satu faktor utama yang membedakan sektor publik dengan sektor swasta adalah adanya pengaruh politik yang sangat tinggi pada organisasi sektor publik. Tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi kebijakan politik, akan sangat berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi pada sektor publik. Sektor publik memiliki fungsi yang lebih kompleks dibandingkan dengan sektor swasta. Kompleksitas organisasi akan berpengaruh terhadap struktur organisasi.
e.    Karakteristik anggaran dan stakeholder
Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik rencana anggaran dipublkasikan kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan. Anggaran bukan sebagai rahasia negara. Sementara itu, anggaran pada sektor swasta bersifat tertutup bagi publik karena anggaran merupakan rahasia perusahaan. Dari sisi stakeholder, pada sektor publik stakeholder dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal, pada stakeholder internal antara lain adalah lembaga negara (kabinet, MPR, DPR, dan sebagainya), Kelompok politik (partai politik), manajer publik (gubernur BUMN, BUMD), pegawai pemerintah. Stakeholder eksternal pada sektor publik seperti masyarakat pengguna jasa publik, masyarakat pembayar pajak, perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan publik sebagai input atas aktivitas organisasi, Bank sebagai kreditor pemerintah, Badan-badan internasional (IMF, ADB, PBB, dan sebagainya), investor asing, dan generasi yang akan datang. Pada sektor swasta, stakeholder internal terdiri dari manajemen, karyawan, dan pemegang saham. Sedangkan stakeholder eksternal terdiri dari bank, serikat buruh, pemerintah, pemasok, distributor, pelanggan, masyarakat, serikat dagang dan pasar modal.
f.    Sistem akuntansi yang digunakan
Perbedaan yang lain adalah sistem akuntansi yang digunakan. Pada sektor swasta sistem akuntansi yang biasa digunakan adalah akuntansi yang berbasis akrual (accrual accounting). Sedangkan pada sektor publik lebih banyak menggunakan sistem akuntansi berbasis kas (cash basis accounting).
Tabel: I: 01
Perbedaan Sektor Publik-pemerintahan dengan Sektor Komersial
No
Perbedaan
Sektor Publik/Pemerintahan
Sektor Swasta/Komersial
1
Tujuan Organisasi
Nonprofit motif
Profit motif
2
Sumber Pendanaan
Pajak, Retribusi, Utang, Obligasi Pemerintah, Laba BUMN/ BUMD, Penjualan aset Negara, dsb; Sumbangan, Hibah.
Pembiayaan internal:
Modal sendiri, laba ditahan, penjualan aktiva.
Pembiayaan Eksternal:
Utang Bank, Obligasi, penerbitan saham
3
Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban kepada publik/ masyarakat dan parlemen (DPR/ DPRD)
Pertanggungjawaban kepada pemegang saham dan kreditor
4
Struktur Organisasi
Birokratis, kaku, dan hirarkis
Fleksibel: datar, piramid, lintas fungsional, dsb
5
Karakteristik Anggaran
Terbuka untuk publik
Tertutup untuk publik
6
Sistem akuntansi
Basis Kas
Basis Akrual









BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari makalah ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan  dalam  pelaporan keuangan yang berisi informasi-informasi yang berguna dalam  membantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya

B.       Saran
Dalam usaha untuk merencanakan dan mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas sangatlah diperlukan suatu perencanaan yang berupa anggaran kas.
Anggaran kas merupakan suatu cara yang efektif dalam merencanakan dan mengendalikan arus kas, menilai kas yang dibutuhkan dan menggunakan kelebihan kas yang ada secara efektif pula. Anggaran kas merupakan alat utama untuk membuat estimasi keuangan jangka pendek. Tujuan utama di dalam penyusunan anggaran kas adalah untuk merencanakan atau menentukan kegiatan operasional perusahaan sebagai dasar untuk menentukan optimalisasi kas dimasa yang akan datang.
Dengan demikian diperlukan adanya penyusunan anggaran penerimaan dan pengeluaran kas yang baik, sehingga menghasilkan jumlah saldo yang optimal agar dapat menunjang aktivitas perusahaan.



DAFTAR PUSTAKA
§  Ikatan Akuntan Indonesia (2004), Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta

§  Weygand, Kiesso dan Kimmel (2005), Accounting Principles. Seventh Edition, John Wiley & Sons, Inc.

§  Niswonger & Fees. (1977). Accounting Principles. Cincinnati, Ohio : South Western Publishing Cp.


§  Thacker, Ronald J. (1979). Accounting Principles. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall Internasional

§  Nordiawan, Deddi. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

§ 


No comments:

Post a Comment