Powered By Blogger

October 2, 2013

PERKEMBANGAN MANAJEMEN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN


Sejarah perkembangan manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan ditandai dengan munculnya gerakan manajemen ilmiah pada tahun 1886 yang dipelopori oleh Fredirik Wislo Taylor yang berkebangsaan Amerika Serikat. Pada tahun 1886 adalah merupakan titik tolak peralihan dari manajemen seni semata-mata yang beralih kepada manajemen sebagai ilmu pengetahuan. Karena manajemen telah memiliki syarat-syarat sebagai suatu ilmu (lihat uraian terdahulu).
Perkembangan manajemen adalah merupakan akibat atau pengaruh dari dinamika masyarakat sebaliknya dinamika dari manajemen dapat juga mempengaruhi dinamika dari masyarakat yang mementingkan ilmu tersebut.
Dengan melihat sejarah pertumbuhan manajemen, ada empat golongan besar yang mengadakan pemikiran tentang perkembangan manajemen, yaitu:
1.      Scientific management
2.      Universal of Management
3.      Human Relation
4.      Behavioral Science

Scientific Management

Golongan ini di pelopori oleh F.W Taylor atas penyelidikannya pada salah satu perusahaan baja midvale (midvale steel company) di Philadephia pada tahun 1873 dan menjadi insinyur kepala pada tahun 1884 dengan mencurahkan waktunya guna menyelidiki pembuatan barang-barang pada perusahaan itu dengan jalan menggunakan stop watch tape (ukuran) dan perhitungan tindakan-tindakan dari para pekerja pada waktu mengolah bahan-bahan dan kerjanya mesin.
Cara penyelidikannya itu terkenal dengan sebutan “Time and motion study” atau study tentang waktu dan gerak dimana penguraiannya dapatlah disimpulkan bahwa pemborosan waktu penggunaan tenaga kerja dan bahan-bahan (materi) disebabkan karena pengawasan kerja yang tidak efektif.
Hasil penyelidikan ditulis dan diterbitkan pada tahun 1911 dengan judul principles of scientific management (prinsip-prinsip manajemen ilmiah). Dan dengan terbitnya buku tersebut banyak pakar sepakat menyatakan sebagai awal mulanya manajemen keilmuan dan F.W Taylor dijuluki sebagai “Bapak Manajemen Ilmiah”. Adapun pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam karangannya itu, adalah:
a.       Menunjukkan adanya kerugian besar yang diderita oleh negara (A.S.) disebabkan karena ketidak efisiennya dalam hampir semua kegiatan sehari-hari
b.      Meyakinkan para pembaca bahwa untuk menghilangkan in efisien ialah dengan menggunakan manajemen yang sistematis bukan dengan jalan mencari orang-orang yang luar biasa.
c.       Membuktikan bahwa manajemen yang terbaik adalah yang menggu-nakan ilmu yang benar yang mempunyai prinsip-prinsip, aturan-aturan dan hukum tertentu sebagai dasar.
d.      Dan selanjutnya menunjukkan bahwa prinsip-prinsip dasar dari manajemen ilmiah secara universal dapat digunakan dalam berbagai macam kegiatan manusia baik dalam pekerjaan yang sifatnya individu maupun dalam perusahaan yang membutuhkan kerja sama.
Dalam teori itu, Taylor menunjukkan tugas-tugas manajer dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu:
a.       Menghilangkan sistem trial and eror dengan metode yang scientific di dalam memimpin organisasi
b.      Membuat suatu analisis bagi setiap elemen pekerjaan
c.       Memberikan training kepada para bawahan
d.      Melakukan seleksi terhadap para bawahan
Dengan melihat pendapat Taylor ini hanya meninjau dari satu sudut saja ialah hanya menitik beratkan pada faktor physihis manusia dan manajer bawahan yang terlalu mendapat sorotan di dalam kegagalan suatu organisasi. Manajemen ilmiah dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kerja terhadap suatu usaha kerja sama yang dibebankan kepada setiap pakar (ahli) dengan jalan menganalisis, menguraikan dan menyimpulkan.
Sebagai publikasi ilmiah, Ranupandojo (1990:p.5) mengemukakan bahwa pada tahun 1947 Harper and Brothers di Amerika Serikat kembali menerbitkan buku yang berjudul “Scientific Management”  sebagai kumpulan tulisan F.W Taylor yang telah diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu:
a.         Shop Management  (ditulis tahun 1903)
b.        Principles of Scientific Management (ditulis tahun 1911)
c.         Testimony Before the Special House Committee (ditulis tahun 1912)

Universal Of Management

Golongan ini dipelopori oleh Henry Fayol yang dilahirkan di Istambul berkebangsaan Perancis pada tahun 1841 dan menyelesaikan studynya sebagai insinyur pertambangan pada tahun 1860 dari School of Mines di ST. Etienne (Perancis). Dan pada tahun itu juga dia bekerja pada perusahaan pertambangan dan baja “Society de Commentry – fourchambault”. Berkat dengan manajernya dalam beberapa tahun saja ia berhasil membuat perusahaan tersebut kembali berjalan dengan baik dan mencapai sukses yang besar.
Selama itu juga ia merenungkan pendapat-pendapatnya tentang manajemen dan pada tahun 1900 untuk pertama kalinya memberikan ceramah di depan kongres pertambangan baja, dengan mengemukakan gagasannya bahwa pengetahuan teknik saja tidak cukup untuk mengurus suatu perusahaan industri sewajarnya. Ia menyadari bahwa pengetahuan teknik yang ia miliki tentang apa yang diurus lain halnya dengan soal bagaimana mengurusnya. Karena besarnya perhatian terhadap manajemen dan organisasi perusahaan demikian, ia mendirikan Centre d’Studen d’administration industrielle et generale (pusat study manajemen industri dan umum). Pandangan mengenai ilmu ini dimuat dalam majalah industri pertambangan tahun 1916 dalam rangkaian karangannya berjudul “Bulletin de la societe de I’industrieminerale”, pandangan-pandangan mana tahun 1918 dibukukan dengan judul “administration industrielle et generale” (dalam bahasa Inggris General and industrial Management
Menurut beliau setiap pemimpin harus menjalankan beberapa prinsip dan prinsip tersebut berlaku secara universal bagi setiap organisasi. Adapun prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Fayol ialah:
a.       devision of work ( adanya pembagian kerja)
b.      authority and responsibility  (wewenang dan tanggung jawab)
c.       discipline (disiplin)
d.      unity of command ( kesatuan komando)
e.       unity of direction (kesatuan arah)
f.       subordination of individual interest to general intersest (mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan umum)
g.      remuniration of personnel (penggajian yang layak pada karyawan)
h.      centralization (pemusatan)
i.        schaler  chain (jenjang bertanga, hierarki)
j.        order (ketertiban)
k.      equity (keadilan dan kejujuran)
l.        stability o tenure of personnel (stabilitas kondisi karyawan)
m.    iniciative (prakarsa, inisiatif)
n.      espirit de corps (semangat kesatuan kelompok)
Penjelasan dari ke 14 prinsip tersebut lihat uraian Prinsip-prinsip manajemen pada Bab III Sub E    
Fayol juga merumuskan persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang manajer, yaitu:
a.    pisik yang kuat
b.    Mental yang kuat
c.    Moral yang baik
d.   Pendidikan yang baik
e.    Pengetahuan teknik yang baik
f.     Berpengalaman
Selain itu, Fayol mengemukakan ada enam unsur kegiatan dalam perusahaan industri, yaitu: kegiatan produksi, komersial, financial, keselamatan, akuntnasi, dan kegiatan manajerial. Dari keenam kegiatan tersebut, kegiatan manajerial merupkan tugas utama setiap manajer yang disebut fungsi-fungsi manajemen.
Dengan melihat pendapat Fayol ini jika dihubungkan dengan Taylor yang menyoroti manajer tingkat bawah, maka Fayol menyoroti manajer tingkat atas yang secara tiba-tiba tanpa perundingan terlebih dahulu yaitu hanya secara kebetulan Taylor di Amerika Serikat mengadakan penelitiannya dengan menemukan letak kesalahan ada pada manajer tingkat bawah sedang Fayol yang penelitiannya di Perancis dengan menemukan letak kesalahan ada pada manajer tingkat atas, sehingga kedua tokoh inilah yang dinilai mempunyai saham dalam sejarah perkembangan manajemen yang saling isi mengisi, lengkap melengkapi tanpa diketahui satu sama lain. Karena itu, jika Taylor diberi julukan sebagai seorang ilmuan atau bapak manajemen ilmiah, maka Fayol adalah sebagai seorang praktisi atau bapak teori administrasi modern.

Human Relation

Golongan ini dipelopori oleh “Elton Mayo” yang biasa disebut bapak manajemen seni (arts of management). Golongan ini agaknya berbeda dengan universal of management sebab golongan universal of management aksentuasinya (penekanannya) hanya semata-mata faktor kejiwaan, maka golongan human relation adalah merupakan penggabungan antara scientific of management dengan universal of management karena dalam melaksanakan proses manajemen, para pakar mulai beralih kepada faktor kemanusiaan serta hubungan formal dan informal apa yang perlu diciptakan dibina dan dikembangkan oleh atau antar manusia pada semua tingkatan organisasi demi terlaksananya kegiatan yang harus dilaksanakan dalam suasana yang intim dan harmonis. Dengan demikian gerakan hubungan kerja kemanusiaan dirumuskan secara luas untuk mengatasi beberapa pendekatan yang berpencaran pada ekonomi, sosiologi, dan psikologi organisasi dan lain-lain
Beberapa percobaan “Hawthorne Study” yang dilakukan yaitu dengan mengubah-ubah kondisi kerja karyawan (seperti karyawan harus bekerja di tempat yang kurang penerangannya dan diganti dengan bekerja di tempat yang cukup penerangannya dan lain-lain), ternyata perubahan kondisi kerja ini mempengaruhi hasil kerja karyawan tersebut. Akhirnya berkesimpulan bahwa ada pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja. Produktivitas tenaga kerja tidak hanya dipengaruhi oleh upah atau insentif saja, tetapi juga oleh lingkungan kerja.
Suatu studi yang lain, menyimpulkan bahwa: organisasi informal, kondisi sosial dan kebutuhan karyawan merupakan faktor yang  mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.
Hasil studi tersebut menyadarkan para ahli manajemen bahwa manusia/orang itu bukanlah mesin. Manusia adalah baik dan untuk meningkatkan daya laksananya, manajemen harus memanusiawikan kerja. Yang meningkatkn partisipasi pegawai adalah sikap manajer yang menunjukkan penghargaan dan kepercayaan kepada bawahan, meningkatkan perhatian kepada terpadunya tujuan organisasi dengan tujuan individu, membolehkan pegawai untuk memantau kegiatannya sendiri sebagai pengganti alat pengawasan dari luar.

Behavioral Science

Golongan ini dipelopori oleh “Kurtt Lewin”. Golongan ini berpendapat bahwa untuk melaksanakan proses manajemen harus diarahkan pendekatan terhadap ilmu-ilmu sosial umpamanya sosiologi, ilmu jiwa sosial dan antropologi sosial. Teori beliau lebih terkenal dengan nama “The teory of group dinamic”. Teori ini mengemukakan ada dua kelompok manajer yang akan timbul dalam suatu organisasi yaitu:
-          Group Authoritan
-          Group Demokratis
Salah satu pengikut dari golongan ini ialah Chester Barnard dengan mengemukakan bahwa di dalam suatu organisasi lebih utama pendekatan informal daripada pendekatan formal. Dan pengikut selanjutnya ialah “Prestus” dengan mengadakan suatu penelitian tentang partisipasi (simpatisan) bahwa di dalam suatu organisasi ada tiga golongan simpatisan yakni:
a.       Partisipan yang indifference ialah simpatisan yang tidak mau peduli dengan organisasi. Prinsip dari golongan ini ialah gaji yang harus cukup.
b.      Partisipan yang up work mobile pada umumnya golongan ini ialah mereka yang berpangkat tinggi dan bergaji tinggi. Menurut Prestus golongan ini senantiasa memperhatikan promosi jabatan, golongan semacam ini menurut beliau takut diganti
Partisipan ambivalen adalah suatu golongan di dalam suatu organisasi yang ingin mengadakan perombakan baik terhadap sistem organisasi maupun struktur dan metode kerja. Golongan ini pada umumnya yang ahli dan spesialis

No comments:

Post a Comment