Sejarah
perkembangan manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan ditandai dengan munculnya
gerakan manajemen ilmiah pada tahun 1886 yang dipelopori oleh Fredirik Wislo Taylor yang berkebangsaan
Amerika Serikat. Pada tahun 1886 adalah merupakan titik tolak peralihan dari
manajemen seni semata-mata yang beralih kepada manajemen sebagai ilmu
pengetahuan. Karena manajemen telah memiliki syarat-syarat sebagai suatu ilmu
(lihat uraian terdahulu).
Perkembangan
manajemen adalah merupakan akibat atau pengaruh dari dinamika masyarakat
sebaliknya dinamika dari manajemen dapat juga mempengaruhi dinamika dari
masyarakat yang mementingkan ilmu tersebut.
Dengan melihat
sejarah pertumbuhan manajemen, ada empat golongan besar yang mengadakan
pemikiran tentang perkembangan manajemen, yaitu:
1. Scientific management
2. Universal of Management
3. Human Relation
4.
Behavioral
Science
Scientific
Management
Golongan ini di
pelopori oleh F.W Taylor atas penyelidikannya pada salah satu perusahaan baja
midvale (midvale steel company) di
Philadephia pada tahun 1873 dan menjadi insinyur kepala pada tahun 1884 dengan
mencurahkan waktunya guna menyelidiki pembuatan barang-barang pada perusahaan
itu dengan jalan menggunakan stop watch
tape (ukuran) dan perhitungan tindakan-tindakan dari para pekerja pada
waktu mengolah bahan-bahan dan kerjanya mesin.
Cara
penyelidikannya itu terkenal dengan sebutan “Time and motion study” atau study tentang waktu dan gerak dimana
penguraiannya dapatlah disimpulkan bahwa pemborosan waktu penggunaan tenaga
kerja dan bahan-bahan (materi) disebabkan karena pengawasan kerja yang tidak
efektif.
Hasil
penyelidikan ditulis dan diterbitkan pada tahun 1911 dengan judul principles of scientific management (prinsip-prinsip manajemen
ilmiah). Dan dengan terbitnya buku tersebut banyak pakar sepakat menyatakan sebagai
awal mulanya manajemen keilmuan dan F.W Taylor
dijuluki sebagai “Bapak Manajemen Ilmiah”. Adapun pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam karangannya itu, adalah:
a.
Menunjukkan adanya kerugian besar yang diderita oleh negara
(A.S.) disebabkan karena ketidak efisiennya dalam hampir semua kegiatan
sehari-hari
b.
Meyakinkan para pembaca bahwa untuk menghilangkan in
efisien ialah dengan menggunakan manajemen yang sistematis bukan dengan jalan
mencari orang-orang yang luar biasa.
c.
Membuktikan bahwa manajemen yang terbaik adalah yang
menggu-nakan ilmu yang benar yang mempunyai prinsip-prinsip, aturan-aturan dan
hukum tertentu sebagai dasar.
d.
Dan selanjutnya menunjukkan bahwa prinsip-prinsip dasar
dari manajemen ilmiah secara universal dapat digunakan dalam berbagai macam
kegiatan manusia baik dalam pekerjaan yang sifatnya individu maupun dalam
perusahaan yang membutuhkan kerja sama.
Dalam teori itu,
Taylor
menunjukkan tugas-tugas manajer dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu:
a.
Menghilangkan sistem trial and eror dengan metode yang scientific di dalam memimpin organisasi
b.
Membuat suatu analisis bagi setiap elemen pekerjaan
c.
Memberikan training
kepada para bawahan
d.
Melakukan seleksi terhadap para bawahan
Dengan melihat
pendapat Taylor
ini hanya meninjau dari satu sudut saja ialah hanya menitik beratkan pada
faktor physihis manusia dan manajer
bawahan yang terlalu mendapat sorotan di dalam kegagalan suatu organisasi.
Manajemen ilmiah dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kerja terhadap suatu
usaha kerja sama yang dibebankan kepada setiap pakar (ahli) dengan jalan
menganalisis, menguraikan dan menyimpulkan.
Sebagai
publikasi ilmiah, Ranupandojo (1990:p.5) mengemukakan bahwa pada tahun 1947 Harper
and Brothers di Amerika Serikat kembali menerbitkan buku yang berjudul “Scientific Management” sebagai kumpulan tulisan F.W Taylor yang telah
diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu:
a.
Shop Management (ditulis tahun 1903)
b.
Principles of
Scientific Management (ditulis tahun 1911)
c.
Testimony Before
the Special House Committee (ditulis tahun 1912)
Universal
Of Management
Golongan ini
dipelopori oleh Henry Fayol yang dilahirkan di Istambul berkebangsaan Perancis
pada tahun 1841 dan menyelesaikan studynya sebagai insinyur pertambangan pada
tahun 1860 dari School of Mines di ST.
Etienne (Perancis). Dan pada tahun itu juga dia bekerja pada perusahaan
pertambangan dan baja “Society de
Commentry – fourchambault”. Berkat dengan manajernya dalam beberapa tahun
saja ia berhasil membuat perusahaan tersebut kembali berjalan dengan baik dan
mencapai sukses yang besar.
Selama itu juga
ia merenungkan pendapat-pendapatnya tentang manajemen dan pada tahun 1900 untuk
pertama kalinya memberikan ceramah di depan kongres pertambangan baja, dengan
mengemukakan gagasannya bahwa pengetahuan teknik saja tidak cukup untuk
mengurus suatu perusahaan industri sewajarnya. Ia menyadari bahwa pengetahuan
teknik yang ia miliki tentang apa yang diurus lain halnya dengan soal bagaimana
mengurusnya. Karena besarnya perhatian terhadap manajemen dan organisasi
perusahaan demikian, ia mendirikan Centre
d’Studen d’administration industrielle et generale (pusat study manajemen
industri dan umum). Pandangan mengenai ilmu ini dimuat dalam majalah industri
pertambangan tahun 1916 dalam rangkaian karangannya berjudul “Bulletin de la societe de
I’industrieminerale”, pandangan-pandangan mana tahun 1918 dibukukan dengan
judul “administration industrielle et
generale” (dalam bahasa Inggris General
and industrial Management
Menurut beliau
setiap pemimpin harus menjalankan beberapa prinsip dan prinsip tersebut berlaku
secara universal bagi setiap organisasi. Adapun prinsip-prinsip yang
dikemukakan oleh Fayol ialah:
a.
devision of work
( adanya pembagian kerja)
b.
authority and
responsibility (wewenang dan tanggung
jawab)
c.
discipline (disiplin)
d.
unity of command
( kesatuan komando)
e.
unity of
direction (kesatuan arah)
f.
subordination of
individual interest to general intersest (mengabdikan kepentingan sendiri
kepada kepentingan umum)
g.
remuniration of
personnel (penggajian yang layak pada karyawan)
h.
centralization
(pemusatan)
i.
schaler
chain (jenjang
bertanga, hierarki)
j.
order
(ketertiban)
k.
equity (keadilan
dan kejujuran)
l.
stability o
tenure of personnel (stabilitas kondisi karyawan)
m.
iniciative
(prakarsa, inisiatif)
n. espirit de corps (semangat kesatuan
kelompok)
Penjelasan
dari ke 14 prinsip tersebut lihat uraian Prinsip-prinsip manajemen pada Bab III
Sub E
Fayol juga merumuskan
persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang manajer, yaitu:
a.
pisik yang kuat
b.
Mental yang kuat
c.
Moral yang baik
d.
Pendidikan yang baik
e.
Pengetahuan teknik yang baik
f.
Berpengalaman
Selain itu,
Fayol mengemukakan ada enam unsur kegiatan dalam perusahaan industri, yaitu:
kegiatan produksi, komersial, financial, keselamatan, akuntnasi, dan kegiatan
manajerial. Dari keenam kegiatan tersebut, kegiatan manajerial merupkan tugas
utama setiap manajer yang disebut fungsi-fungsi manajemen.
Dengan melihat
pendapat Fayol ini jika dihubungkan dengan Taylor yang menyoroti manajer
tingkat bawah, maka Fayol menyoroti manajer tingkat atas yang secara tiba-tiba
tanpa perundingan terlebih dahulu yaitu hanya secara kebetulan Taylor di
Amerika Serikat mengadakan penelitiannya dengan menemukan letak kesalahan ada
pada manajer tingkat bawah sedang Fayol yang penelitiannya di Perancis dengan
menemukan letak kesalahan ada pada manajer tingkat atas, sehingga kedua tokoh
inilah yang dinilai mempunyai saham dalam sejarah perkembangan manajemen yang
saling isi mengisi, lengkap melengkapi tanpa diketahui satu sama lain. Karena
itu, jika Taylor
diberi julukan sebagai seorang ilmuan atau bapak manajemen ilmiah, maka Fayol
adalah sebagai seorang praktisi atau bapak teori administrasi modern.
Human
Relation
Golongan ini
dipelopori oleh “Elton Mayo” yang biasa disebut bapak manajemen seni (arts of management). Golongan ini
agaknya berbeda dengan universal of
management sebab golongan universal
of management aksentuasinya (penekanannya) hanya semata-mata faktor
kejiwaan, maka golongan human relation
adalah merupakan penggabungan antara scientific
of management dengan universal of
management karena dalam melaksanakan proses manajemen, para pakar mulai
beralih kepada faktor kemanusiaan serta hubungan formal dan informal apa yang
perlu diciptakan dibina dan dikembangkan oleh atau antar manusia pada semua
tingkatan organisasi demi terlaksananya kegiatan yang harus dilaksanakan dalam
suasana yang intim dan harmonis. Dengan demikian gerakan hubungan kerja
kemanusiaan dirumuskan secara luas untuk mengatasi beberapa pendekatan yang
berpencaran pada ekonomi, sosiologi, dan psikologi organisasi dan lain-lain
Beberapa
percobaan “Hawthorne Study” yang dilakukan yaitu dengan mengubah-ubah kondisi
kerja karyawan (seperti karyawan harus bekerja di tempat yang kurang
penerangannya dan diganti dengan bekerja di tempat yang cukup penerangannya dan
lain-lain), ternyata perubahan kondisi kerja ini mempengaruhi hasil kerja
karyawan tersebut. Akhirnya berkesimpulan bahwa ada pengaruh lingkungan kerja
terhadap produktivitas kerja. Produktivitas tenaga kerja tidak hanya dipengaruhi
oleh upah atau insentif saja, tetapi juga oleh lingkungan kerja.
Suatu studi yang
lain, menyimpulkan bahwa: organisasi informal, kondisi sosial dan kebutuhan
karyawan merupakan faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.
Hasil studi
tersebut menyadarkan para ahli manajemen bahwa manusia/orang itu bukanlah
mesin. Manusia adalah baik dan untuk meningkatkan daya laksananya, manajemen
harus memanusiawikan kerja. Yang meningkatkn partisipasi pegawai adalah sikap
manajer yang menunjukkan penghargaan dan kepercayaan kepada bawahan,
meningkatkan perhatian kepada terpadunya tujuan organisasi dengan tujuan
individu, membolehkan pegawai untuk memantau kegiatannya sendiri sebagai pengganti
alat pengawasan dari luar.
Behavioral
Science
Golongan ini
dipelopori oleh “Kurtt Lewin”. Golongan ini berpendapat bahwa untuk
melaksanakan proses manajemen harus diarahkan pendekatan terhadap ilmu-ilmu
sosial umpamanya sosiologi, ilmu jiwa sosial dan antropologi sosial. Teori
beliau lebih terkenal dengan nama “The
teory of group dinamic”. Teori ini mengemukakan ada dua kelompok manajer
yang akan timbul dalam suatu organisasi yaitu:
-
Group Authoritan
-
Group Demokratis
Salah satu
pengikut dari golongan ini ialah Chester Barnard dengan mengemukakan bahwa di
dalam suatu organisasi lebih utama pendekatan informal daripada pendekatan
formal. Dan pengikut selanjutnya ialah “Prestus” dengan mengadakan suatu
penelitian tentang partisipasi (simpatisan) bahwa di dalam suatu organisasi ada
tiga golongan simpatisan yakni:
a.
Partisipan yang indifference
ialah simpatisan yang tidak mau peduli dengan organisasi. Prinsip dari golongan
ini ialah gaji yang harus cukup.
b.
Partisipan yang up
work mobile pada umumnya golongan ini ialah mereka yang berpangkat tinggi
dan bergaji tinggi. Menurut Prestus golongan ini senantiasa memperhatikan
promosi jabatan, golongan semacam ini menurut beliau takut diganti
Partisipan ambivalen
adalah suatu golongan di dalam suatu organisasi yang ingin mengadakan
perombakan baik terhadap sistem organisasi maupun struktur dan metode kerja.
Golongan ini pada umumnya yang ahli dan spesialis
No comments:
Post a Comment