Powered By Blogger

October 2, 2013

TUGAS-TUGAS MANAJER


1.      Tugas Utama Manajer

Tugas dari seorang manajer, yaitu pekerjaan orang yang memegang kekuasaan tertinggi dalam kegiatan manajemen. Menurut Atmosudirdjo (1975) adalah:
a.       Menentukan segala apa yang harus dicapai atau diselesaikan (the setting of objectives)
b.      Memimpin segala aktivitas dan segala sesuatunya untuk menyeleng-garakan pencapaiannya (leading the activities towards accomplish-ments), dan
c.       Membuat segala sesuatunya tercapai sesuai dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya (securing results according to predetermind objectives standards).
Secara singkat tugas manajer adalah 1) menentukan tujuan dan standar, 2) memimpin penyelengaraan, dan 3) mengamankan hasil sesuai dengan tujuan dan standar.
Pendapat lain yaitu Drucher dalam Wursanto (opcit) mengemukakan lima  bagian pekerjaan pokok manajer, yaitu:
a.       Menetapkan sasaran. Ia menentukan:
-          apa yang akan dijadikan sasaran
-          apa tujuan seharusnya dalam tiap-tiap bidang sasaran
-          apa yang harus dilakukan dan
-          mengadakan sasaran efektif
b.      Mengorganisasi
-          Menganalisis kegiatan, putusan dan hubungan yang diperlukan
-          Menggolong-golongkan pekerjaan
-          Membagi pekerjaan
-          Memecah-mecah kegiatan mengenai tugas-tugas yang dapat dimanajemeni
-          Mengelompokkan unit dan tugas dalam struktur organisasi
-          Memiliki orang untuk memanajemeni unit dan melakukan tugas yang harus dikerjakan
c.       Memberi motivasi dan berkomunikasi
-          Membentuk tim yang terdiri dari orang yang bertanggun jawab untuk berbagai tugas        
d.      Pengukuran
       -    Manajer menentukan ukuran dan beberapa factor yang baik untuk karya perusahaan atau untuk setiap orang yang ada dalam perusahaan
e.       Mengembangkan orang termasuk dirinya.
Selain dari dua pendapat tersebut diatas, juga yang menjadi tugas manajer, yaitu menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi mana-jemen tersebut oleh para pakar  tentang klasifikasi dan terminologinya belum terdapat kesepakatan sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya. Namun jika dianalisis dapat disimpulkan bahwa  fungsi-fungsi manajemen itu meliputi: Planning, organizing, actuating, and controlling. Disimpulkan  dengan akronim POAC. Fungsi-fungsi ini secara mendetail diuraikan pada bab tersendiri.
Tugas-tugas Manager secara ilustrasi dapat dilihat pada gambar 4.3
         

2.   Manajer Serba Kuasa dan Serba Simbolik

Mansoer (1989) berpendapat bahwa ada dua pandangan mengenai anggapan masyarakat maupun oleh teori manajemen terhadap tugas, yaitu:
pertama, pandangan yang beranggapan bahwa manajer bertanggung jawab langsung mengenai gagal atau berhasilnya suatu organisasi. Pandangan semacam ini, disebutkan sebagai manajemen serba kuasa (omnipotent view of management).  Kedua, sebaliknya pandangan  yang  beranggapan  bahwa
para manajer itu sedikit saja pengaruhnya terhadap hasil yang dicapai organisasi. Malah menurut anggapan ini banyak sukses atau kegagalan organisasi ditentukan oleh faktor luar yang mengendalikan organisasi. Pandangan ini memberi label manajemen serba simbolik (symbolic view of management).

   Melaksanakan fungsi–fungsi
-  Planning (Perencanaan)
-   Organizing (pengorganisasian)
-   Actuating (penggerakan), dan
-   Controlling (pengawasan)

                                                                                          
Manajemen serba kuasa. Pandangan ini tercermin dalam pernyataan bahwa: manajer yang baik dapat mengubah tembaga menjadi emas. Pendapat ini mewakili teori manajemen yang mengatakan kualitas manajer suatu organisasi menentukan kualitas organisasinya sendiri. Asumsinya ialah perbedaan organisasi dalam keefektivan dan efisiensinya disebabkan oleh putusan dan tindakan manajernya. Manajer yang baik mengantisipasi perubahan, mengeksploitasi kesempatan, memperbaiki unjuk perbuatan yang buruk, dan mengarahkan, memimpin organisasinya kearah pencapaian tujuan, termasuk mengubah tujuan bila diperlukan. Bila keuntungan ber-tambah manajemen peroleh kredit penghargaan berupa bonus, mendapat saham dan sebagainya. Bila perusahaan merugi, dewan komisaris mengganti manajer puncak dengan keyakinan manajer baru, bisa memperbaiki keadaan.
Manajemen serba simbolik. Pandangan simbolik tentang manajemen ber-anggapan bahwa tidak masuk akal kalau para manajer mempunyai pengaruh begitu besar terhadap unjuk perbuatan organisasinya. Hasil suatu organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar organisasi yang tidak selalu dapat diawasi oleh manajer misalnya: situasi ekonomi, kebijaksanaan pemerintah, tindakan saingan usaha, keadaan industri yang khusus, pengawasan teknologi yang dimiliki, dan putusan-putusan yang diambil oleh manajemen terdahulu.
Karena ditunjang oleh kondisi lingkungan yang menguntungkan, perusahaan bisa mendapat untung banyak, bisnisnya berlangsung pada saat yang tepat. Pada saat harga minyak naik, perusahaan minyak menikmati keuntungan banyak dan pada saat harga minyak turun, manajer  perusahaan minyak tidak bisa berbuat banyak. Turun naiknya harga minyak tidak ditentukan oleh manajer perusahaan minyak. Inilah tantangan terhadap pandangan bahwa manajer serba kuasa. Pada keadaannya yang tebaik, pandangan manajemen serba simbolik mengatakan manajer hanya mem-punyai efek-efek terbatas saja terhadap hasil yang pokok dari organisasi. Apa yang diperbuat oleh manajer kebanyakan hanya mempengaruhi hasil simbolik saja. Peran manajer menciptakan pengertian terhadap keseram-pangan, kesemrautan, kebingungan dan kemenduaan. Manajemen mencip-takan ilusi pengawasan bagi keuntungan pemegang saham, langganan, karyawan dan masyarakat pada umumnya. Bila sesuatu berjalan baik, diperlukan seorang untuk dipuji. Manajerlah yang memegang peran untuk itu. Sebaliknya bila kesalahan terjadi, diperlukan cari kambing hitam. Itupun manajerlah  yang berperan sebagai kambing hitamnya.
Penelitian membuktikan bahwa mengganti manajer pada saat perusahaan merugi, tidak menjamin keadaan akan berubah dari merugi menjadi beruntung. Memang ada perubahan pada langganan, karyawan secara psikologis. Tapi itu adakalanya adalah ilusi belaka, walaupun perubahan sikap itu akan mempunyai dampak juga pada organisasi.

No comments:

Post a Comment