1. Tugas Utama Manajer
Tugas
dari seorang manajer, yaitu pekerjaan orang yang memegang kekuasaan tertinggi
dalam kegiatan manajemen. Menurut Atmosudirdjo (1975) adalah:
a. Menentukan segala apa yang harus
dicapai atau diselesaikan (the setting of
objectives)
b. Memimpin segala aktivitas dan segala
sesuatunya untuk menyeleng-garakan pencapaiannya (leading the activities towards accomplish-ments), dan
c. Membuat segala sesuatunya tercapai
sesuai dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya (securing results according to predetermind objectives standards).
Secara
singkat tugas manajer adalah 1) menentukan tujuan dan standar, 2) memimpin
penyelengaraan, dan 3) mengamankan hasil sesuai dengan tujuan dan standar.
Pendapat
lain yaitu Drucher dalam Wursanto (opcit) mengemukakan lima
bagian pekerjaan pokok manajer, yaitu:
a. Menetapkan sasaran. Ia menentukan:
-
apa
yang akan dijadikan sasaran
-
apa
tujuan seharusnya dalam tiap-tiap bidang sasaran
-
apa
yang harus dilakukan dan
-
mengadakan
sasaran efektif
b. Mengorganisasi
-
Menganalisis
kegiatan, putusan dan hubungan yang diperlukan
-
Menggolong-golongkan
pekerjaan
-
Membagi
pekerjaan
-
Memecah-mecah
kegiatan mengenai tugas-tugas yang dapat dimanajemeni
-
Mengelompokkan
unit dan tugas dalam struktur organisasi
-
Memiliki
orang untuk memanajemeni unit dan melakukan tugas yang harus dikerjakan
c. Memberi motivasi dan berkomunikasi
-
Membentuk
tim yang terdiri dari orang yang bertanggun jawab untuk berbagai tugas
d. Pengukuran
- Manajer menentukan ukuran dan beberapa factor
yang baik untuk karya perusahaan atau untuk setiap orang yang ada dalam
perusahaan
e. Mengembangkan orang termasuk dirinya.
Selain dari
dua pendapat tersebut diatas, juga yang menjadi tugas manajer, yaitu
menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi mana-jemen tersebut oleh
para pakar tentang klasifikasi dan
terminologinya belum terdapat kesepakatan sebagaimana dijelaskan pada bab
sebelumnya. Namun jika dianalisis dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi manajemen itu meliputi: Planning, organizing, actuating, and controlling. Disimpulkan dengan akronim POAC. Fungsi-fungsi ini secara
mendetail diuraikan pada bab tersendiri.
Tugas-tugas
Manager secara ilustrasi dapat dilihat pada gambar 4.3
2. Manajer Serba Kuasa dan Serba
Simbolik
Mansoer (1989) berpendapat bahwa ada
dua pandangan mengenai anggapan masyarakat maupun oleh teori manajemen terhadap
tugas, yaitu:
pertama, pandangan
yang beranggapan bahwa manajer bertanggung jawab langsung mengenai gagal atau
berhasilnya suatu organisasi. Pandangan semacam ini, disebutkan sebagai
manajemen serba kuasa (omnipotent view of
management). Kedua, sebaliknya
pandangan yang beranggapan
bahwa
para manajer itu sedikit saja
pengaruhnya terhadap hasil yang dicapai organisasi. Malah menurut anggapan ini
banyak sukses atau kegagalan organisasi ditentukan oleh faktor luar yang
mengendalikan organisasi. Pandangan ini memberi label manajemen serba simbolik
(symbolic view of management).
- Planning
(Perencanaan)
-
Organizing (pengorganisasian)
-
Actuating (penggerakan), dan
-
Controlling (pengawasan)
Manajemen serba kuasa. Pandangan ini tercermin dalam pernyataan
bahwa: manajer yang baik dapat mengubah tembaga menjadi emas. Pendapat
ini mewakili teori manajemen yang mengatakan kualitas manajer suatu organisasi
menentukan kualitas organisasinya sendiri. Asumsinya ialah perbedaan organisasi
dalam keefektivan dan efisiensinya disebabkan oleh putusan dan tindakan
manajernya. Manajer yang baik mengantisipasi perubahan, mengeksploitasi
kesempatan, memperbaiki unjuk perbuatan yang buruk, dan mengarahkan, memimpin
organisasinya kearah pencapaian tujuan, termasuk mengubah tujuan bila
diperlukan. Bila keuntungan ber-tambah manajemen peroleh kredit penghargaan
berupa bonus, mendapat saham dan sebagainya. Bila perusahaan merugi, dewan
komisaris mengganti manajer puncak dengan keyakinan manajer baru, bisa
memperbaiki keadaan.
Manajemen serba simbolik. Pandangan simbolik tentang
manajemen ber-anggapan bahwa tidak masuk akal kalau para manajer mempunyai
pengaruh begitu besar terhadap unjuk perbuatan organisasinya. Hasil suatu organisasi dipengaruhi
oleh faktor-faktor di luar organisasi yang tidak selalu dapat diawasi oleh
manajer misalnya: situasi ekonomi, kebijaksanaan pemerintah, tindakan saingan usaha,
keadaan industri yang khusus, pengawasan teknologi yang dimiliki, dan
putusan-putusan yang diambil oleh manajemen terdahulu.
Karena ditunjang oleh kondisi
lingkungan yang menguntungkan, perusahaan bisa mendapat untung banyak,
bisnisnya berlangsung pada saat yang tepat. Pada saat harga minyak naik,
perusahaan minyak menikmati keuntungan banyak dan pada saat harga minyak turun,
manajer perusahaan minyak tidak bisa
berbuat banyak. Turun naiknya harga minyak tidak ditentukan oleh manajer
perusahaan minyak. Inilah tantangan terhadap pandangan bahwa manajer serba
kuasa. Pada keadaannya yang tebaik, pandangan manajemen serba simbolik
mengatakan manajer hanya mem-punyai efek-efek terbatas saja terhadap hasil yang
pokok dari organisasi. Apa yang diperbuat oleh manajer kebanyakan hanya
mempengaruhi hasil simbolik saja. Peran manajer menciptakan
pengertian terhadap keseram-pangan, kesemrautan, kebingungan dan kemenduaan.
Manajemen mencip-takan ilusi pengawasan bagi keuntungan pemegang saham,
langganan, karyawan dan masyarakat pada umumnya. Bila sesuatu berjalan baik,
diperlukan seorang untuk dipuji. Manajerlah yang memegang peran untuk itu. Sebaliknya
bila kesalahan terjadi, diperlukan cari kambing hitam. Itupun manajerlah yang berperan sebagai kambing hitamnya.
Penelitian
membuktikan bahwa mengganti manajer pada saat perusahaan merugi, tidak menjamin
keadaan akan berubah dari merugi menjadi beruntung. Memang ada perubahan pada
langganan, karyawan secara psikologis. Tapi itu adakalanya adalah ilusi belaka,
walaupun perubahan sikap itu akan mempunyai dampak juga pada organisasi.
No comments:
Post a Comment