Dalam
proses penyelenggaraan manajemen mempunyai tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan
yang tidak boleh tidak harus dilaksanakan supaya tujuannya dapat tercapai
dengan efektif dan efisien. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan itu, dinamai
fungsi-fungsi manajemen.
Fungsi-fungsi
manajemen adalah sama bagi semua tingkat mana-jemen adalah top management, midle management, dan lower management, artinya apakah ia sebagai manajer tertinggi dalam
organisasi itu atau ia sebagai manajer menengah maupun ia sebagai manajer
bawah, semua fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan adalah sama. Hanya saja sampai sekarang belum ada
kesepakatan di kalangan para sarjana
mengenai fungsi-fungsi manajemen di tinjau dari segi terminologi dan
klasifikasi yang dipergunakan. Hanya ada kesepakatan bahwa ada dua klasifikasi
utama yaitu fungsi organik adalah semua fungsi yang mutlak harus
dijalankan dan
fungsi
pelengkapan yaitu yang meskipun tidak mutlak dijalankan tetapi akan dapat
meningkatkan efisiensi kalau dijalankan.
Banyak hal
yang mempengaruhi seseorang dalam mengklasifi-kasikan fungsi-fungsi tersebut,
kondisi masyarakat serta taraf kemajuannya dalam suasana mana para pakar
tertentu menulis, filsafat hidup yang dianut oleh pakar yang bersangkutan, dan
latar belakang pendidikannya, serta perkembangan ilmu itu sendiri mempunyai
pengaruh terhadap hal tersebut.
Mengenai
klasifikasi dan terminologi fungsi-fungsi manajemen dari pakar dapat di
kemukakan sebagai berikut:
1.
Henry Fayol dengan bukunya “administration Industrialle et generale”
yang pertama kali membagi manajemen atas beberapa elemen (elements of management) yaitu:
- Privoir
(merencanakan)
- Organiser
(mengorganisasikan)
- Commander
(memerintah/memberi komando) dan
- Coordonner
(mengkoordinasikan) dan
- Controller
(mengawasi/mengendalikan)
Privoir (merencanakan)
adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan sebelum melakukan tindakan
penyelenggaraannya yang meliputi serang-kaian keputusan termasuk penentuan
tujuan, kebijaksanaan, membuat program, menentukan metode dan prosedur serta
menetapkan jadwal waktu pelaksanaan.
Organiser (mengorganisasikan)
adalah suatu kegiatan menentukan, mengelompokkan dan mengatur berbagai kegiatan
yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan, menugasi orang-orang dalam kegiatan
ini dengan menetapkan faktor-faktor lingkungan phisik yang sesuai, dan
menunjukkan hubungan kewenangan yang dilimpahkan terhadap setiap individu yang
ditugasi untuk melaksanakan kegiatan tersebut
Commander
(memerintah) adalah pemberian perintah dan bim-bingan agar supaya bawahan
bekerja dengan giat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Coordonner
(mengkoordinasikan) adalah suatu kegiatan/pekerjaan menghubung-hubungkan,
menyatupadukan dan menyelaraskan orang dan pekerjaannya dalam suatu kerjasama
yang diarahkan kepada pencapaian tujuan tertentu sehingga tidak terjadi kekacauan,
percekcokan, kekembaran atau kekosongan kerja
Controller (mengawasi) adalah segenap tindakan
mengamati/mene-liti apakah segala sesuatu tercapai atau berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan berdasarkan instruksi-instruksi yang telah dikeluarkan,
prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
2.
G.R. Terry (1960), membagi
atas 4 fungsi pokok yang biasa disingkat dengan akronim POAC, yaitu:
P = Planning
(perencanaan)
O = Organizing (Pengorganisasian)
A = Actuating (Penggerakan)
C = Controlling (Pengawasan)
Mengenai
pengertian planning, organizing dan controlling sudah dikemukakan di atas,
dengan mengetengahkan pendapat Henry Fayol. Yang akan diberi pengertian di sini
adalah actuating.
Adapun yang
dimaksudkan dengan actuating (penggerakan) adalah suatu usaha atau tindakan agar
supaya semua anggota-anggota dari suatu organisasi dapat dan mau secara
sukarela melaksanakan tugas-tugas pekerjaan berdasarkan rencana dari organisasi
kepada sasaran yang telah ditetapkan.
3.
Koontz dan O’ Donnel (1972) dengan akronim POSDICO, yaitu:
P = Planning (perencanaan)
O = Organizing (pengorganisasian)
S = Staffing (pengisian lowongan atau penstafan)
Di = Directing (pembimbingan atau pemimpinan)
dan
Co = Controlling (pengawasan)
Yang diberi
pengertian di sini hanyalah staffing dan directing
Staffing (pengisian lowongan atau penstafan) adalah penempatan
orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat. Untuk keperluan ini dengan
sendirinya memerlukan persyaratan penentuan tenaga kerja bagi sesuatu
pekerjaan/jabatan yang harus disesuaikan, dan pekerjaan ini termasuk juga
mengadakan investasi, penilaian, dan pemilihan calon untuk pengisian jabatan
tersebut. Di samping itu juga perlu dipertimbangkan tentang gaji, latihan dan
pengembangannya baik bagi calon pegawai maujpun pegawai tetap lainnya agar
dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cara yang efektif.
Directing
(pembimbingan) adalah pengamatan pegawai agar supaya pekerjaannya dapat
diarahkan kepada sasarannya atau dengan kata lain directing adalah pengarahan kegiatan kerja pegawai terhadap tujuan
yang telah ditentukan.
4.
Dwight Waldo (1978), memberikan
klasifikasi fungsi manajemen yang biasa disingkat dengan akronim POSDCORB, yaitu:
P = Planning (perencanaan)
O = Organizing (pengorganisasian)
S = Staffing (pengisian lowongan atau
pengstafan)
D = Directing (pembimbingan)
Co = Coordinating (pengkoordinasian)
R = Reporting
(pelaporan)
B = Budgeting
(penganggaran)
Planning, organizing, staffing, directing dan coordinating telah dijelaskan terdahulu,
sedangkan yang belum diberi pengertian hanyalah reporting dan budgeting.
Adapun
pengertian reporting (pelaporan) adalah pemberian kete-rangan dari para
anggota kepada manajer suatu organisasi mengenai segala hal yang bertalian
dengan tugas-tugas pekerjaan melalui catatan, penelitian maupun inspeksi.
Budgeting
(penganggaran) yaitu penyusunan dan penetapan ang-garan belanja yang diperlukan
untuk pelaksanaan perencanaan. Perencanaan tanpa penganggaran tidak mungkin
dapat dilaksanakan. Dalam pengang-garan itu ditentukan modal dan biaya yang diperlukan.
Banyak usaha yang gagal karena kekurangan modal dan biaya. Dengan demikian
perencanaan akan gagal apabila penganggaran yang disediakan tidak mencukupinya.
Oleh karena itu penyusunan perencanaan
tidak dapat dilepaskan dari penganggaran. Jadi penganggaran adalah
perencanaan di bidang keuang-an/pembiayaan.
5.
Urwicht (1963), membagi atas:
- Porecasting
(peramalan)
- Planning
(perencanaan)
- Organizing
(pengorganisasian)
- Directing (pembimbingan)
- Coordinating
(pengkoordinasian)
- Controlling
(pengawasan)
- Human
relation (hubungan kemanusiaan)
Planning, organizing, directing, coordinating, dan
controlling, telah
dikemukakan, maka yang diberi pengertian berikut ini, yaitu: Forecasting
(peramalan), adalah suatu langkah
permulaan dalam proses perencanaan untuk penyusunan suatu rencana. Meramalkan
biasanya berupa suatu pengira-ngira, penafsiran, penyelidikan pendahuluan
terhadap segala kemungkinan-kemungkinan yang mungkin bisa atau akan terjadi
sebelum penyusunan suatu rencana yang lebih pasti dilakukan
Human
relation (hubungan masyarakat) adalah
segenap aktivitas penyatupaduan manusia dengan pekerjaan dalam sesuatu
organisasi yang memungkinkan perkembangan diri manusia sepenuhnya sehingga
antara manusia dan kerja itu terdapat hubungan timbal balik yang bermanfaat.
Jadi human relation menyangkut
persoalan tentang hubungan antara manusia dengan kerja dalam sesuatu organisasi
yang mempunyai pengaruh timbal balik, yaitu manusia harus berguna bagi
pelaksanaan sesuatu kerja dan sebaliknya kerja itu juga harus bermanfaat bagi manusia.
Dalam rangka itu maka sesungguhnya isi dan cakupan pengertian human relation meliputi pokok soal
tentang “faktor kemanusiaan dalam hubungan kerja, atau dibalik hubungan kerja
berdasarkan peri kemanusiaan”
6.
William (1961), menyebutnya “the
work of administration/manage-ment” (pekerjaan seseorang
administrator/manajer) yang dapat dibagi dalam lima klasifikasi dengan akronim POASCO, yaitu:
P = Planning
(perencanaan)
O = Organizing
(pengorganisasian)
A = Assembling Resources (
pengumpulan sumber-sumber)
S = Supervising
(pengendalian kerja)
Co = Controlling
(pengawasan)
Karena planning, organizing dan controlling telah dikemukakan di atas,
maka yang diberikan pengertian disini yaitu: Assembling Resources
(pengumpulan sumber-sumber) yaitu: aktivitas pengumpulan sumber-sumber yang
diperlukan untuk mengatur penggunaan dari berbagai usaha tersebut yang meliputi
personal, uang/kapital, alat-alat/fasilitas dan hal-hal lain yang diperlukan
untuk melaksanakan rencana.
Supervising (pengendalian kerja) adalah bimbingan dari pelaksa-naan
pekerjaan setiap hari termasuk memberikan instruksi, motivasi (dorongan) agar
mereka secara sadar menurut kegiatan pekerjaan dan memelihara hubungan kerja
baik antara atasan dan bawahan (the “bos”
and “subordinate”)
7.
Allen, (1960), menggunakan
tentang fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut:
a.
Leading (memimpin)
b.
Planning (perencanaan)
c.
Organizing (pengorganisasian)
d.
Controlling (pengawasan)
Di samping
pembagian ini dari Louis A. Allen sebelumnya menye-butkan sebagai berikut:
a.
Planing (perencanaan)
b.
Organizing
(pengorganisasian)
c.
Coordinating
(pengkoordinasian)
d.
Motivating
(pemberian motivasi)
e.
Controlling (pengawasan)
Karena planning,
organizing, coordinating, dan controlling telah di-kemukakan pengertiannya; dan
yang belum adalah leading dan motivating.
Leading (memimpin) adalah
menggerakkan bawahan dengan memberikan bimbingan atau menghantarkan dengan
mendahului atau membawa kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan memberi
suatu contoh yang patut ditinjau/diikutinya.
Motivating (pemotivasian)
adalah keseluruhan proses pemberian
motif bekerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
8. Sondang
P. Siagian (1985), membagi fungsi-fungsi manajemen atas:
a.
Perencanaan (planning)
b.
Pengorganisasian (Organizing)
c.
Pemberian motivasi (motivating)
d.
Pengawasan (controlling)
e.
Penilaian (evaluating)
Karena perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, pengawasan sudah diuraikan pengertiannya, maka
yang akan diuraikan berikut ini adalah:
Penilaian (evaluating) adalah proses pengukuran dan pembandingan dari
hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil yang seharusnya
dicapai. Jadi penilaian merupakan kegiatan awal dalam pelaksanaan
pengawasan/pengendalian, yaitu: untuk mengetahui sejauh mana pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang selanjutnya dengan tindakan
perbaikannya. Tanpa penilaian, kesesuaian atau sejauh mana pekerjaan telah
dilaksanakan tidak diketahui, selanjutnya tindakan korektif tidak mungkin
dilaksanakan.
9.
Selanjutnya mengenai klasifiksi
fungsi-fungsi manajemen yang patut pula dikemukakan adalah klasifikasi fungsi
dari The Liang Gie (1978), berbeda
halnya dengan para pakar tersebut terdahulu, kesemuanya memasukkan organizing
sebagai salah satu fungsi manajemen, maka oleh The Liang Gie, tidak
memasukkannya. Salah satu argumentasi yang menjadi alasan tidak dikemukakannya
organizing sebagai salah satu fungsi manajemen bahwa dalam setiap usaha kerja
sama pasti terdapat struktur yang merupakan wadah usaha itu di samping proses
yang menggerakkan penyelenggaraan kerja sama tadi. Wadah yang dimak-sudkan di
sini adalah organisasi dengan secara otomatis dinamisasi organisasi adalah organizing. Sedangkan proses pengerakkan
adalah manajemen. Dengan alasan inilah sehingga The Liang Gie menyim-pulkan
bahwa organizing atau pengorganisasian tidak dpat dikategorikan sebagai fungsi
manajemen. Beliau berpendapat bahwa fungsi-fungsi manajemen dapat dibedakan ke
dalam enam klasifikasi fungsi, yaitu:
- Perencanaan
- Keputusan – baca pembuatan putusan
- Pembimbingan
- Pengkoordinasian
- Pengendalian
- Penyempurnaan
Perencanaan, pembimbingan,
pengkoordinasian, telah dikemukakan terdahulu, sedangkan yang belum adalah
pengambilan putusan, pengen-dalian dan penyempurnaan.
Adapun yang
dimaksud dengan “pembuatan putusan”
adalah suatu aktivitas yang mengakhiri pertentangan mengenai suatu hal atau
melakukan pemilihan dari berbagai-bagai alternatif yang ada untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan, pertentangan-pertentangan dan keragu-raguan yang timbul
dalam proses penyelenggaraan usaha kerja sama itu. Keputusan di sini diartikan
adalah “pemutusan”
“Penyempurnan” adalah segenap aktivitas
memperbaiki berbagai kekurangan dan ketidaktepatan yang timbul pada struktur
organisasi dan taat kerja sewaktu berlangsungnya proses penyelenggaraan usaha
kerja sama itu.
“Pengendalian” adalah memeriksa,
mencocokkan, dan mengusaha-kan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai
dengan rencana yang ditetapkan dan hasil yang dikehendaki.
Pendapat
The Liang Gie ini mengenai organizing tidak dimasuk-kannya sebagai fungsi
manajemen sedikit banyaknya terpengaruh pula oleh Pariata Westra (1980)
sehingga beliaupun menyederhanakan fungsi-fungsi manajemen menjadi tiga
klasifikasi fungsi sebagai berikut: 1) Perencanaan (planning), 2) Penggerakan (actuating),
dan 3) Pengontrolan (controlling).
Jika
diperinci klasifikasi dari pendapat para pakar di atas, maka ada 18 klasifikasi
dan terminologi fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut:
1.
Forecasting
(peramalan)
2.
Privoir/planning
(perencanaan)
3.
Organiser/organizing (pengorganisasian)
4.
Staffing (pengisian
atau penstafan)
5.
Assembling
resources (pengumpulan sumber-sumber)
6.
Actuating
(penggerakan)
7.
Commander/commanding (memberi
komando/memerintah)
8.
Coordonner/coordinating(pengkoordinasian)
9.
Directing
(pembimbingan atau pemimpinan)
10. Human relation (hubungan kerja kemanusiaan)
11. Leading (memimpin)
12. Motivating (pemberian motivasi)
13. Evaluating (penilaian)
14. Controller/controlling
(pengawasan)
15. Reporting
(pelaporan)
16. Pembuatan
putusan (decision making)
17. Pengendalian
dan
18. Penyempurnaan.
Kalau ke 18 klasifikasi fungsi-fungsi tersebut
dianalisis, maka pada pokoknya hanya empat klasifikasi fungsi yang pokok dari
manajemen yaitu: perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
No comments:
Post a Comment